Masih Rugi, BUMN Indofarma Putuskan Tak Bagi Dividen

Nur Hana Putri Nabila
19 Agustus 2024, 13:34
Indofarma
Dok. Indofarma
Ilustrasi, kantor pusat PT Indofarma Tbk
Button AI Summarize

PT Indofarma Tbk (INAF) memutuskan tak membagikan dividen kepada pemegang saham tahun buku 2023.  Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)  mengungkapkan alasan tidak membagikan dividen karena Indofama mencatatkan rugi pada tahun buku 2023. 

Hal itu disampaikan manajamene dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Kedua untuk Tahun Buku 2023 yang diselenggarakan pada 14 Agustus 2024. 

“Kami menyetujui tidak ada penetapan penggunaan laba bersih perseroan karena Informasi mengalami rugi bersih,” demikian risalah RUPST yang tertulis dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Senin (19/8). 

Berdasarkan laporan keuangan Indofarma dan entitas anak, perusahaan mencatat rugi sebesar Rp 721 miliar pada 2023. Rugi itu melonjak 57,54% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 457,64 miliar.

Alami Kerugian hingga Penjualan Anjlok 70%

Emiten farmasi BUMN itu membukukan penjualan Rp 109,71 miliar atau merosot 70% pada semester I 2024. Penjualan bersih pada segmen local ethical turun paling dalam, yakni 77% secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp 43,03 miliar. 

Sementara penjualan alat kesehatan, jasa klinik, dan lainnya anjlok 50,8% menjadi Rp 8,33 miliar. Diikuti penjualan di segmen over the counter yang merosot 56,6% menjadi Rp 2,89 miliar.  Akan tetapi, penjualan vaksin justru naik 40,1% menjadi Rp 48,11 miliar.

Sedangkan pada Juni 2024, segmen Fast Moving Consumer Goods (FMCG) tidak mencatatkan nilai penjualan. Padahal sebelumnya, sektor ini berkontribusi sebesar Rp 84,76 miliar terhadap kinerja perusahaan.    

Dari sisi ekspor, kontribusi segmen over the counter merosot 70,4% menjadi Rp 1,01 miliar pada Juni 2024, dari Rp 3,43 miliar pada Juni 2023. Kemudian kontribusi ethical juga ambles 90,1% % menjadi Rp 1,05 miliar dari sebelumnya Rp 10,68 miliar pada periode yang sama tahun 2023.

Namun, penjualan alat kesehatan justru berkontribusi Rp 2,26 miliar sepanjang semester I 2024 Pada periode yang sama pada 2023 lalu, penjualan alat kesehatan Indofarma tidak ada.  

Secara umum, perusahaan juga masih membukukan rugi sebesar Rp 101,93 miliar hingga semester I 2024. Meskipun demikian, nilai kerugian ini susut 15,3% dari Rp 120,34 miliar pada semester I 2023.  

Apabila melihat dari sisi neraca keuangan, total aset emiten farmasi itu naik 8,1% secara year to date (ytd) menjadi Rp 821,46 miliar sepanjang semester I 2024. Sebelumnya, perusahaan memiliki aset Rp 759,82 pada Desember 2023. 

Sementara ekuitas Indofarma masih negatif Rp 906,09 miliar pada Juni 2024. Tak hanya itu, jumlah utang atau liabilitas Indofarma juga membengkak menjadi Rp 1,72 triliun. Utang tersebut naik 10,5% dari periode Desember 2023 sebesar Rp 1,56 triliun. 

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...