Dukung Transisi Energi, Laba TBS Energi (TOBA) Meroket 208% Semester I 2024

Nur Hana Putri Nabila
30 Agustus 2024, 18:36
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)
Katadata/Lenny Septiani
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 26,49 juta atau Rp 410,21 miliar (kurs: 15.484 per dolar AS) pada semester pertama 2024.
Button AI Summarize

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 26,49 juta atau Rp 410,21 miliar (kurs: 15.484 per dolar AS) pada semester pertama 2024. Laba tersebut meroket 208% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 8,60 juta atau Rp 133,17 miliar. 

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dirilis Jumat (30/8), emiten tambang batu bara dan pembangkit listrik mandiri itu membukukan pendapatan US$ 248,67 juta atau Rp 3,85 triliun sepanjang Januari–Juni 2024.

Direktur TBS Energi Utama Mufti Utomo mengatakan di tengah ketidakpastian ekonomi global, TBS membukukan kenaikan laba yang signifikan. Selama paruh pertama tahun 2024, ia menyebut TBS mencatatkan laba periode berjalan naik 128,8% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai US$ 40,5 juta. Pertumbuhan positif ini didorong oleh kenaikan EBITDA disesuaikan sebesar 67,1%, menjadi US$ 83,7 juta (RP 1,29 triliun) pada semester pertama 2024.

“Angka-angka ini tidak hanya mencerminkan efisiensi operasional perseroan tetapi juga investasi strategisnya dalam usaha bisnis hijau,” kata Mufti dalam keterangan resminya, Jumat (30/8). 

Lebih lanjut, Mufti mengatakan kinerja tersebut didukung oleh portofolio TBS melalui pembangkit listrik tenaga batu bara di Gorontalo dan Sulawesi Utara, meskipun ada fluktuasi harga batu bara. Selain itu, sektor pengelolaan limbah menyumbang US$ 2,6 juta pada EBITDA setelah akuisisi terbaru. Dengan demikian, perolehan kinerja ini memperkuat komitmen perseroan untuk beralih ke praktik bisnis yang lebih berkelanjutan.

Dukung Transisi Energi

Mufti juga mengatakan bahwa TBS Energi berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan dan mendukung transisi energi di Indonesia. Komitmen ini tercermin dari hasil keuangan positif selama paruh pertama 2024. Sepanjang semester pertama 2024, TBS Energi mencatat berbagai pencapaian yang menunjukkan dedikasi perusahaan dalam mendorong masa depan yang lebih ramah lingkungan.

“Bagi TBS, keberlanjutan bukan hanya tujuan, namun merupakan perjalanan yang terus menerus,” ucapnya.

Mufti mengatakan fokus utama TBS fokus pada sektor kendaraan listrik. Anak perusahaan TBS, Electrum, menargetkan jumlah motor listrik yang beroperasi meningkat dua kali lipat menjadi 2.238 unit. Kemudian, perusahaan juga membidik perluasan jaringan Battery Swap Station menjadi 192 lokasi pada pertengahan 2024 ini.

Lebih lanjut, Electrum juga berhasil mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40%, sehingga model H3 dan H5 Electrum memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif pemerintah bagi kendaraan roda dua listrik. Pencapaian ini membuktikan komitmen TBS dalam mengubah lanskap kendaraan listrik di Indonesia, sejalan dengan insentif pemerintah untuk pembangunan berkelanjutan.

Selain itu, kemajuan dalam energi terbarukan menjadi sorotan bagi TBS tahun ini. Perseroan telah menyelesaikan studi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung di Batam, termasuk uji tanah lepas pantai dan darat serta studi rute transmisi.

“Upaya ini menunjukkan aspirasi TBS untuk memperluas jejak energi terbarukannya dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin inovasi energi hijau,” tambahnya.

Melalui akuisisi strategis, TBS juga memperkuat di sektor pengelolaan limbah, sejalan dengan strategi perusahaan untuk beralih ke model bisnis yang lebih berkelanjutan. Mufti mengatakan TBS berkomitmen terhadap pengelolaan lingkungan yang secara signifikan berkontribusi pada kinerja keuangan perusahaan.

Ke depannya, TBS akan berfokus pada visinya untuk mencapai netralitas karbon pada 2030. Adapun langkah tersebut mencakup strategi perusahaan untuk menginvestasikan kembali keuntungan dari operasi berbasis bahan bakar fosil ke dalam portofolio bisnis hijau. Hal itu termasuk pengelolaan limbah, energi terbarukan, dan kendaraan listrik. Strategi ini sejalan dengan tujuan Net Zero Carbon Indonesia 2060.

“Kami fokus mengatasi tantangan saat ini sambil berinvestasi dalam peluang masa depan, baik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung Batam maupun dengan memperluas jejak kendaraan listrik kami” ujarnya.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...