Dikabarkan Jadi Incaran Temu, Bukalapak (BUKA) Belum Siapkan Aksi Korporasi
Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali meminta penjelasan kepada manajemen PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) terkait aksi korporasi yang akan dilakukan perusahaan setidaknya dalam tiga bulan mendatang. Pertanyaan BEI ini terkait dengan kabar platform e-commerce asal Cina, Temu, yang dirumorkan bakal mengakuisisi Bukalapak.
Kabar akuisisi ini santer beredar setelah pemerintah menolak pengajuan izin operasional Temu di Indonesia sebanyak tiga kali.
Corporate Secretary Bukalapak, Cut Fika Lutfi, mengatakan saat ini perusahaan tidak memiliki rencana untuk melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat. Perusahaan juga tidak memiliki langkah-langkah yang dapat mempengaruhi pencatatan sahamnya di BEI.
Namun, berdasarkan Pengumuman Bursa No. Peng-P-01603/BEI.PP2/10-2021 dan No. Peng-ESP-00005/BEI.PP2/07-2023, perusahaan saat ini menjalankan program Management and Employee Stock Option Program (MESOP). Program ini terdiri atas MESOP I dan MESOP II, yang dilaksanakan setiap 30 hari bursa, terhitung mulai 1 April dan 1 Oktober setiap tahunnya hingga periode akhir masing-masing MESOP.
Karena itu, Cut Fika menyebut selama periode pelaksanaan MESOP ini, ada kemungkinan terjadi penambahan saham yang tercatat di Bursa. “(Penambahan saham) sesuai dengan jumlah saham yang di-exercise oleh karyawan dan manajemen perseroan,” kata Cut Fika dalam keterbukaan informasi BEI, Senin (10/10).
Sebelumnya, otoritas bursa juga meminta penjelasan kepada Bukalapak.com usai sahamnya melejit pada Senin (7/10). Kenaikan harga saham BUKA terjadi di tengah kabar Bukalapak akan dicaplok oleh e-commerce raksasa asal Cina itu.
Pada Senin (7/10), harga saham BUKA melesat 25,22% ke level Rp 144 per lembar saham. Reli harga saham BUKA berlanjut pada Selasa (8/10), dengan kenaikan 2,08% ke level Rp 147 dengan volume saham yang diperdagangkan 1,48 miliar.
Cut Fika menyatakan kenaikan harga saham BUKA pada saat itu merupakan reaksi pasar terhadap informasi terkait rencana akuisisi perseroan yang belum diverifikasi kebenarannya dan tidak pernah dikonfirmasi oleh manajemen.
Ia menekankan, spekulasi pasar berada di luar kendali Bukalapak. Oleh karena itu, perseroan mengimbau agar para pemegang saham publik lebih berhati-hati dalam merespons informasi yang belum terverifikasi.
“Investor dapat memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan sebelum membuat keputusan investasi terkait Bukalapak,” kata Cut Fika dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Rabu (9/10).
Crossing Saham BUKA
BUKA juga mencatatkan transaksi crossing saham di pasar negosiasi senilai Rp 2,08 triliun, pada Rabu (9/10). Berdasarkan data D’Origin, nilai transaksi crossing saham BUKA itu berada di atas harga pasar, yakni di harga Rp 155 per lembar saham. Padahal, saham Bukalapak sepanjang hari ini diperdagangkan di rentang Rp 132–150 per lembarnya.
Apabila melihat pergerakan sahamnya, saham BUKA ditutup turun 2,72% ke Rp 143 pada sesi pertama perdagangan siang ini, Rabu (9/10). Volume saham yang diperdagangkan tercatat 1,49 miliar dengan nilai transaksi Rp 212,03 miliar. Nilai kapitalisasi pasar BUKA mencapai Rp 14,75 triliun.
Dalam seminggu terakhir, harga saham BUKA telah naik 19,17%. Jika dihitung sebulan terakhir, harga saham BUKA bahkan sudah melejit 25,44%.