Induk Usaha Japfa Delisting dari Bursa Singapura, Ini Struktur Pemegang Sahamnya

Patricia Yashinta Desy Abigail
26 Januari 2025, 13:31
Untuk pertama kalinya Indonesia mengekspor ayam hidup ke Singapura berjumlah 23.040 ekor atau setara dengan 41,47 Ton ayam broiler hidup (13/5/2023). Ekspor perdana ini dilakukan oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia dari fasilitas mereka di Gunung Kijang, Pul
Atase Perdagangan KBRI Singapura
Untuk pertama kalinya Indonesia mengekspor ayam hidup ke Singapura berjumlah 23.040 ekor atau setara dengan 41,47 Ton ayam broiler hidup (13/5/2023). Ekspor perdana ini dilakukan oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia dari fasilitas mereka di Gunung Kijang, Pulau Bintan. Ekspor ayam hidup langsung masuk ke rumah potong di Singapura dan menjalani pemeriksaan virus flu burung. Produk ayam hidup Indonesia dinyatakan bebas dari virus flu burung sehingga bisa langsung dipasok ke pasar di Singapura.

Ringkasan

  • Japfa Ltd (induk PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk) berencana melakukan privatisasi atau delisting sukarela dari Bursa Singapura.
  • Seluruh saham minoritas Japfa Ltd akan diambil alih oleh keluarga Santosa, pemegang saham mayoritas Japfa Ltd dan Japfa Indonesia.
  • PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk akan tetap menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia tanpa perubahan kepemilikan mayoritas dan pengendalian oleh keluarga Santosa.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) resmi mengumumka rencana privatisasi  atau delisting sukarela yang akan dilakukan oleh induk usahanya, Japfa Ltd, dari Bursa Singapura. Selanjutnya, seluruh saham dari pemegang saham minoritas induk JPFA yaitu Japfa Ltd akan diambil oleh keluarga Santosa. 

"Selanjutnya (keluarga Santosa) memiliki 100% saham Japfa Ltd dan selanjutnya Japfa Ltd akan delisting dari Bursa Efek Singapura (SGX)," kata Sekretaris Perusahaan Japfa Indonesia Maya Pradjono dalam keterangan resmi, Minggu (26/1).

Maya mmenyampaikan bahwa pada saat ini Japfa Ltd adalah pemegang saham mayoritas JPFA. Sementara Keluarga Santosa merupakan pemegang saham mayoritas Japfa Ltd dan Japfa Indonesia.

Pembelian skema saham oleh Keluarga Santosa dan privatisasi serta penghapusan pencatatan saham (delisting) Japfa Ltd tidak akan mengubah pengendalian atau manajemen Grup Japfa. "Serta tidak akan mempengaruhi bisnis Grup Japfa serta kelangsungan usahanya," tuturnya.

Maya menegaskan Japfa Indonesia akan tetap menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia tanpa adanya perubahan kepemilikan mayoritas.

"Akan tetap secara mayoritas dimiliki serta dikendalikan oleh Keluarga Santosa dan tidak ada rencana aksi korporasi oleh Japfa," kata Maya

Sebagai informasi, pemegang saham mayoritas Japfa Ltd dan keluarga Santosa telah menyampaikan pengumuman berkaitan dengan usulan rencana privatisasi atau delisting sukarela pada Jumat (24/1).

Ferry Teguh Santosa merupakan pendiri perusahaan unggas Japfa pada 1971. Japfa memperluas bisnisnya ke produksi pakan ternak samapi dengan pembibitan ayam pada 1975.

Bisnisnya makin moncer, Japfa memutuskan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1989. Tak sendirian, Ferry ditemani anaknya yaitu Handojo Santosa untuk mengelola perusahaan, khususnya selama masa krisis.

Berkat kerja kerasnya, Handojo dipercaya untuk menduduki kursi wakil direktur utama pada 1989. Lalu diangkat sebagai direktur utama pada 1997 berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Adapun, Japfa melantai di Bursa Singapura pada kepemimpinan Handojo.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...