Pasar Optimis Perjanjian Dagang Tercapai, Rupiah Melemah Tipis 0,05%
Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore hari ini, Selasa (26/11) melemah 0,05% ke level Rp 14.092 per dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah terpantau melemah bersama mayoritas mata uang Asia dan dunia lainnya.
Mengutip Bloomberg, dolar Singapura turun 0,12%, dolar Taiwan 0,05%, peso Filipina 0,17%, dan ringgit Malaysia 0,15%. Namun rupee India, yuan Tiongkok, dan baht Thailand menguat masing-masing 0,21%, 0,01%, dan 0,09%.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah berada dalam posisi penguatan. Mata uang Garuda naik 10 poin menjadi Rp 14.081 per dolar AS dari level penutupan kemarin Rp 14.091 per dolar AS.
Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai optimisme kesepakatan perjanjian dagang AS-Tiongkok kembali meningkat. "Tiongkok memberikan sinyal bahwa pemerintahnya sangat serius terkait penyelesaian perjanjian dagang tahap I," kata Josua kepada Katadata.co.id, Selasa (26/11).
(Baca: Rupiah Menguat Terimbas Kebijakan Tiongkok soal HAKI)
Adapun peningkatan optimisme perang dagang kembali muncul setelah pemerintah Tiongkok berencana untuk menaikkan denda atas pelanggaran hak atas kekayaan intelektual (HAKI). Tiongkok pun mengeluarkan panduan baru yang lebih ketat terkait perlindungan paten, hak cipta dan HAKI.
Langkah ini kemungkinan besar diambil untuk memperlancar perundingan perdagangan dengan AS yang sempat terhenti. Sentimen tersebut kemudian mendorong dolar AS menguat terhadap beberapa mata uang G-10, seperti euro, dolar Australia, dan juga terhadap mata uang safe haven seperti yen Jepang.
Saat berita ini ditulis, dolar AS menguat 0,01% terhadap euro, 0,03% terhadap yen, 0,22% terhadap pound Inggris, 0,04% terhadap dolar Australia, 0,09% terhadap dolar Kanada, 0,17% terhadap franc Swiss, 0,02% terhadap dolar Hong Kong, dan satu poin terhadap won Korea Selatan.
Selain itu, menurut Josua, pergerakan pasar saham AS juga ikut positif. Hal ini dibuktikan oleh peningkatan dari indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq yang masing-masing naik 0,68%, 0,75%, dan 1,32%. "Di sisi lain, pasar saham Indonesia kembali bergerak di teritori merah selama tiga hari beruntun," tutupnya.
(Baca: Ada Optimisme Negosiasi Dagang AS-Tiongkok, Harga Minyak Menguat Tipis)