Ekonomi RI Melambat, Wamenkeu Suahasil Sebut Dampak Perang Dagang
BPS menjelaskan, penurunan ekspor dan impor terjadi seiring dengan perlambatan ekonomi pada negara-negara mitra dagang utama Indonesia. Tiongkok yang menjadi negara tujuan ekspor Indonesia dengan porsi 17,2% mencatatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dari 6,5% pada kurtal III 2018 menjadi 6%. Demikian pula dengan AS dan Singapura.
"Sehingga tiga jalur ini kami perhatikan dengan serius karena dampaknya kepada perekonomian domestik," ucap dia.
(Baca: Makin Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2019 Hanya 5,02%)
Ia pun mengaku, lewat ketiga jalur ini lah pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini lebih rendah dari dua kuartal sebelumnya. Pada kuartal III 2019, ekonomi tercatat hanya tumbuh 5,02%, lebih rendah dari kuartal II 2019 yang sebesar 5,05%, dan kuartal I 2019 sebesar 5,07%.
Oleh karena itu, menurut dia, pemerintah akan memberi dukungan secara berlanjut agar momentum pertumbuhan ekonomi bisa terjaga. Meski begitu, ia menegaskan bahwa angka pertumbuhan ekonomi 5,02% bukanlah angka yang rendah.
Suahasil mengatakan, banyak negara lain yang perekonomiannya turun jauh lebih rendah. "Ini harus bisa memberikan optimisme untuk gerakkan ekonomi Indonesia," jelas dia.
BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2019 juga lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu seperti tergambar dalam grafik di bawah ini.