Kemenko Perekonomian Ajukan Anggaran Tahun 2020 Rp 409,35 Miliar

Rizky Alika
25 Juni 2019, 17:04
kemenko perekonomian, darmin nasution, anggaran
Katadata
Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Kementerian Koordinator bidang Perekonomian mengajukan anggaran tahun 2020 sebesar Rp 409,35 miliar atau lebih rendah Rp 4,5 miliar dari pagu anggaran 2019.

Kementerian Koordinator Bidang (Kemenko) Perekonomian mengajukan anggaran tahun 2020 sebesar Rp 409,35 miliar atau turun Rp 4,8 miliar dibandingkan pagu anggaran 2019.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan, meski anggaran diturunkan, kinerja kementeriannya tidak akan menurun. "Penurunan anggaran tidak berarti menurunkan kinerja Kemenko Perekonomian," kata dia seperti dalam siaran pers yang dikutip Katadata.co.id, Selasa (25/6).

Adapun, Kemenko Perekonomian menetapkan 26 program prioritas pada 2020. Program-program tersebut dirancang untuk mendukung program prioritas nasional di bidang ekonomi dalam rancangan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020.

Ke-26 program itu meliputi bidang infrastruktur dan pemerataan wilayah; nilai tambah sektor riil; industrialisasi dan kesempatan kerja; serta ketahanan pangan, air, energi dan lingkungan hidup. Termasuk beberapa program prioritas seperti reforma agraria, mandatori B20, Online Single Submission (OSS), relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI), insentif fiskal, hingga kemudahan berusaha (Ease of Doing Business/EoDB).

(Baca: DPR Menyetujui Pagu Indikatif Anggaran Bappenas Rp 1,81 Triliun)

Darmin memastikan, program yang disusun sejalan dengan tema besar RKP 2020, yaitu Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk Pertumbuhan Berkualitas.

Sebagai informasi, tingkat penyerapan anggaran Kemenko Perekonomian hingga 31 Mei 2019 menunjukkan realisasi yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. “Target penyerapan anggaran tahun 2019 di kantor kami adalah sebesar 97%”, kata Darmin.

Ekonomi Terus Tumbuh di tengah Ketidakpastian Global

Mengenai perkembangan ekonomi, Darmin meyakini bahwa Indonesia semakin tumbuh. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren peningkatan di tengah ketidakpastian perekonomian global. Darmin mengatakan, pertumbuhan ekonomi terus naik secara konsisten yakni dari 4,88% pada 2015, kemudian 5,03% pada 2016, 5,07% pada 2017, dan 5,17% pada 2018.

Akselerasi pertumbuhan ekonomi tersebut didukung dengan tingkat inflasi yang rendah dan terkendali sesuai dengan target yang ditetapkan dalam APBN. Tak hanya itu, kualitas pertumbuhan yang semakin baik ditandai dengan tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, dan rasio gini yang menurun.

(Baca: Jokowi Minta Belanja Barang Dikurangi pada APBN 2020)

Di sisi lain, iklim investasi semakin baik. Pada 31 Mei 2019, S&P meningkatkan peringkat rating Indonesia satu tingkat menjadi BBB dengan outlook stabil. Indonesia pun mendapat investment grade pada level BBB dengan outlook stabil dari seluruh rating agencies.

Tak hanya itu, lanjut Darmin, Indonesia masih memiliki daya tarik sebagai negara tujuan investasi berdasarkan penilaian The Economist dan IMF. Berdasarkan penilaian IMD World Competitiveness Yearbook (WCY), peringkat daya saing Indonesia naik 11 peringkat dari peringkat 43 menjadi peringkat 32 pada tahun 2019. "Indonesia menjadi negara dengan peningkatan daya saing tertinggi di Asia Pasifik," ujarnya.

Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...