BPS: Nilai Tukar Petani Maret 2019 Turun 0,21%

Image title
1 April 2019, 16:48
nilai tukar petani turun
Katadata
Ilustrasi petani. Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2019 secara nasional turun 0,21% dibandingkan bulan sebelumnya.

"Sementara itu, tiga subsektor lainnya mengalami penuruan indeks," katanya menambahkan. Tiga subsektor yang dimaksudnya adalah Subsektor Tanaman Pangan, Subsektor Peternakan, dan Subsektor Perikanan yang masing-masing mengalami penurunan sebesar 1,04%, 0,14%, dan 0,25%.

(Baca: Aturan Baru Tarif Pesawat Sudah Pertimbangkan Industri dan Konsumen)

BPS juga mencatat, Indeks Harga yang Dibayar oleh Petani pada Maret 2019, secara nasional naik 0,23% dibanding indeks pada Februari 2019, dari 134,26 menjadi 134,56. Hal ini disebabkan oleh kenaikan nilai di seluruh subsektor pertanian. Pada subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,29%, Subsektor Hortikultura sebesar 0,26%, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,24%, Subsektor Peternakan sebesar 0,08%, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,16%.

Suharyanto mengatakan, melalui indeks ini, dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan. "Serta, fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian," katanya.

(Baca: Suvei BI: Inflasi Akhir Maret 0,14%, Terdorong Harga Tiket Pesawat)

Ada pun, daerah yang mengalami penurunan NTP terbesar adalah Provinsi DKI Jakarta sebesar 2,43% dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami kenaikan tertinggi sebesar 1,41% dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.

Pada Maret 2019, inflasi perdesaan di Indonesia sebesar 0,33%, dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran bahan makanan. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Maret 2019 sebesar 111,14 atau turun 0,04% dibanding NTUP bulan sebelumnya.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...