Ekonom Sebut Nilai Fundamental Rupiah Berkisar 13.000 per Dolar AS

Martha Ruth Thertina
4 Desember 2018, 16:50
Uang rupiah
Arief Kamaludin|Katadata

Tapi, sumber-sumber tekanan terhadap rupiah masih ada dan cukup kuat. Ketidakpastian seputar perang dagang masih ada walaupun AS dan Tiongkok telah sepakat melakukan penundaan sementara pengenaan tarif bea masuk tinggi. “The Fed juga diperkirakan menahan suku bunga. Tapi tahun depan masih besar kemungkinan The Fed kembali menaikkan suku bunga,” ujarnya. 

Dari domestik, ia menyebut masih adanya masalah defisit transaksi berjalan. Walaupun ada peluang defisitnya menyempit karena turunnya harga minyak mentah dan penguatan rupiah. Defisit transaksi berjalan menunjukkan kebutuhan valuta asing (valas) untuk impor barang dan jasa lebih besar dibandingkan pasokan valas dari hasil ekspor, sehingga kebutuhan valas harus ditambal oleh aliran masuk dana asing langsung ataupun ke portofolio.

(Baca juga: Perang Dagang Mereda, Menko Darmin Lihat Peluang Rupiah Kian Perkasa)

Pieter memperkirakan nilai tukar rupiah masih akan cukup kuat hingga akhir tahun ini. “Saya memperkirakan sampai akhir tahun ini rupiah akan bisa bertahan di bawah 14.500,” ujarnya.

Pada Selasa (4/12) sore ini, nilai tukar rupiah tercatat berada di level Rp 14.291 per dolar AS atau melemah 0,33% dibandingkan penutupan sehari sebelumnya. Nilai tukar rupiah berbalik melemah setelah rupiah konsisten menguat total 1,96% dari periode 29 November hingga 3 Desember lalu. Adapun tren penguatan rupiah telah dimulai sejak akhir Oktober lalu. Bila dihitung dari sejak itu, maka level rupiah saat ini telah menguat 5,99%.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...