Hidupkan Lagi SBI Tenor Panjang, BI Kantongi Total Rp 6,8 Triliun

Martha Ruth Thertina
Oleh Martha Ruth Thertina - Rizky Alika
23 Juli 2018, 15:28
Dolar Amerika Serikat
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA

Adapun Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah belum bisa memastikan hingga kapan penerbitan SBI tenor panjang ini terus dilakukan. "Sangat tergantung pada dinamika ekonomi domestik dan global," kata dia kepada katadata.co.id, Senin (23/7).  

Selain menerbitkan kembali SBI, bank sentral juga mempertimbangkan sederet kebijakan lain untuk membantu menarik dana asing. Sebelumnya, bank sentral telah mengerek bunga acuan BI 7 Days Repo Rate total 1% untuk meningkatkan daya tarik pasar keuangan, terutama pasar Surat berharga Negara (SBN), dari segi imbal hasil.

Di luar itu, Gubernur BI Perry Warjiyo sempat menyatakan pihaknya juga akan mendorong penggunaan fasilitas hedging alias lindung nilai atas kewajiban valuta asing pelaku usaha di masa mendatang. Maka itu, pihaknya juga mempertimbangkan upaya untuk menekan biaya hedging.

Menurut dia, bank sentral juga akan terus menerapkan kebijakan intervensi ganda, di pasar uang dan SBN guna menstabilkan nilai tukar rupiah. Meski begitu, ia menekankan intervensi dilakukan secara terukur untuk menjaga nilai tukar rupiah sesuai fundamentalnya dan mendukung mekanisme pasar.

Lebih jauh, ia menambahkan, pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan pemerintah dalam upaya untuk memperkecil defisit transaksi berjalan, di antaranya dengan mendorong pengembangan sektor pariwisata. Defisit transaksi berjalan yang melebar di tengah arus keluar dana asing membuat rupiah mengalami tekanan berat.

Tekanan terhadap nilai tukar rupiah semakin menguat setelah BI memutuskan untuk menahan bunga acuan di level 5,25% pekan lalu. Mengacu pada data Bloomberg, nilai tukar rupiah sempat menembus Rp 14.500 per dolar AS. Pada Senin (23/7) ini, rupiah terpantau masih lemah di kisaran Rp 14.433-14.479 per dolar AS.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...