The Fed Agresif Menaikkan Bunga, Bagaimana Sikap BI?

Muchamad Nafi
14 Juni 2018, 14:17
Bank Indonesia
Arief Kamaludin | Katadata

Baru berselang dua pekan, BI kembali menaikkan suku bunga ke posisi 4,75 persen. Keputusan tersebut diambil dalam rapat dewan gubernur (RDG) tambahan -biasanya hanya di pertengahan bulan- yang dipimpin oleh Perry Warjiyo. Ia baru sepekan menggantikan Agus Martowardojo sebagai orang nomor satu di bank sentral.

Menurut Perry, langkah ini diambil dengan mempertimbangkan banyaknya tekanan global yang perlu diantisipasi, misalnya kenaikan bunga acuan The Fed dan defisit fiskal di negara tersebut serta risiko geopolitik. Hal-hal tersebut memicu kenaikan imbal hasil (yield) surat berharga Amerika atau US Treasury dan penguatan dolar terhadap seluruh mata uang dunia.

Karena itu, sikap (stance) kebijakan moneter BI agak berubah. Dalam bahasanya yaitu netral dengan sedikit bias ketat. “Belum ketat,” ujar Perry. Stance tersebut dengan mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya inflasi yang diperkirakan masih sesuai sasaran 2,5 - 4,5 persen. (Baca juga: Pelaku Pasar Tunggu Rilis Bunga The Fed, Mata Uang Asia Terpukul).

Defisit transaksi berjalan yang kemungkinan melebar namun masih di bawah 2,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga menjadi pertimbangan. Demikian pula dengan pertumbuhan ekonomi dan kredit di dalam negeri, serta risiko di pasar keuangan. Sementara dari faktor eksternal ada potensi kenaikan Fed Fund Rate sebanyak dua-tiga kali pada tahun ini dan kebijakan fiskalnya.

Pasar memang mulai membaca langkah agresif Perry sepekan sebelumnya. Ketika itu dia memberi sinyal akan membangun koordinasi dengan pemerintah dalam menghadapi depresiasi rupiah, mengatasi defisit transaksi berjalan, hingga masalah fiskal yang merupakan kebijakan di sektor riil.

“Apa yang ingn saya lakukan untuk stabilitas nilai tukar adalah pro stability dan pro growth. Saya akan pre-emptive dan ahead the curve dalam kebijakan suku bunga,” kata Perry sehari setelah dilantik sebagai Gubernur BI. (Baca: Gubernur BI: Masih Ada Ruang Kenaikan Bunga Acuan).

Tak hanya itu, dia masih membuka kemungkinan kembali menaikkan suku bunga acuan jika memang dibutuhkan. “BI akan terus mengkalibrasi perkembangan ekonomi, keuangan, baik domestik dan global untuk memanfaaatkan masih adanya ruang untuk kenaikan suku bunga secara terukur.”

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...