Kurs Rupiah Tembus Rp 14 Ribu setelah Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi

Martha Ruth Thertina
7 Mei 2018, 20:47
Uang rupiah
Arief Kamaludin|Katadata

Pekan lalu, Gubernur BI Agus Martowardojo juga menyampaikan penjelasan yang senada. Menurut dia, kebutuhan pemerintah dan swasta akan dolar AS memang membesar pada kuartal II. Hal itu lantaran adanya kewajiban untuk membayar dividen dan bunga ke luar negeri, serta impor. Maka itu, tekanan terhadap nilai tukar rupiah menguat.

Namun, ia meyakinkan BI akan terus berada di pasar untuk melakukan langkah-langkah stabilisasi yang diperlukan. "Misalnya kami melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) atau memberikan likuiditas rupiah atau menarik likuiditas rupiah yang berlebih di market," ujarnya.

Adapun langkah stabilisasi kurs rupiah telah membuat cadangan devisa tergerus sejak Februari 2018 lalu. Meski begitu, cadangan devisa masih cukup besar yaitu di level US$ 126 miliar per akhir Maret 2018 lalu atau setara 7,9 bulan impor, jauh di atas standar kecukupan internasional yaitu tiga bulan impor.  

Agus menyatakan, pihaknya pun terus berupaya memperkuat bantalan cadangan devisa melalui kerja sama bilateral maupun multilateral swap arrangement. Kerja sama tersebut penting untuk mengantisipasi risiko kesulitan devisa. (Baca juga: BI Bakal Dapat Fasilitas Tarik Dolar AS dan Yen dari Pemerintah Jepang)

Pada perdagangan Senin (7/5) ini, mayoritas mata uang Asia juga mengalami pelemahan, meskipun rupiah dan rupee India tercatat melemah paling dalam yaitu 0,41%. Pelemahan tersebut seiring dengan kembali menguatnya dolar AS terhadap mata uang dunia yang tercermin dari indeks DXY yang naik.  

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...