Dana Asing Mengalir Keluar dari Pasar Keuangan, Tekanan Kurs Menguat

Rizky Alika
Oleh Rizky Alika - Martha Ruth Thertina
8 Maret 2018, 15:07
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Dengan kondisi seperti sekarang, intervensi BI menjadi satu-satunya solusi jangka pendek untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. “Tidak banyak tools,” kata dia. Meski begitu, ia melihat ada beberapa solusi jangka menengah-panjang yang bisa diupayakan untuk membantu stabilisasi kurs.

Pertama, menambah Bilateral Swap Agreement dengan negara mitra lainnya untuk memperbesar bantalan cadangan devisa. Kesepakatan bisa saja diupayakan secara langsung dengan AS. Kedua, kerja sama penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan internasional dengan negara mitra. Ketiga, reformasi struktural untuk mendorong industri manufaktur sehingga ekspor meningkat.

Di luar itu, ia menyebut perlunya perluasan instrumen lindung nilai (hedging) valuta asing (valas). Tujuannya, agar eksportir tertarik untuk menempatkan valasnya di dalam negeri. “Instrumen hedging untuk jangka panjang belum ada. Yang ada baru jangka pendek, satu bulan, tiga bulan,” kata dia.

Ke depan, ia pun menilai BI harus lebih berhati-hati dalam menentukan saat terbaik untuk menyesuaikan bunga acuan. “Mungkin kalau melihat dolar mengetat, BI bisa memberikan sinyal kenaikan bunga acuan,” kata dia. Tujuannya, agar tidak terlanjur terjadi gejolak nilai tukar rupiah yang membuat Bi jadi harus menaikkan bunga acuan lebih tinggi.

Adapun menurut pendapatnya, level moderat rupiah ada di kisaran 13.500-13.600 per dolar AS. “Kalau kebablasan terus ke atas sektor riil terpukul, maka itu BI coba stabilisasi,” ucapnya. Sepanjang Februari 2018 lalu, cadangan devisa tercatat turun nyaris US$ 4 miliar, lantaran terpakai utamanya untuk kebutuhan stabilisasi kurs rupiah. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...