Banjir Dana Asing, Rupiah Menguat Nyaris 2% Sejak Awal 2018

Rizky Alika
26 Januari 2018, 17:54
Dolar Amerika Serikat
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA

"Jadi itu adalah bagian resiliensi ekonomi Indonesia tambah baik. Dan kami harus mengejar agar pertumbuhan ekonomi yang inklusif itu bisa kami wujudkan," kata dia. (Baca juga: Jokowi Yakin ASEAN-India Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Kawasan)

Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan besarnya aliran dana asing seiring dengan banyaknya penerbitan obligasi oleh pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan korporasi swasta di awal tahun.

"Sejak awal tahun kita memang banyak terbitkan bonds juga ya global masuk yang swasta maupun BUMN dan pemerintah cukup laku di pasar, ini menambah pasokan dolar di pasar," kata dia.

Dengan perkembangan ini, ia memprediksi nilai tukar rupiah bisa bergerak di kisaran 13.000-13.300 per dolar AS di semester I. Namun, nilai tukar rupiah berisiko melemah ke kisaran 13.300-13.600 di semester II seiring dengan membesarnya ketidakpastian, terutama terkait kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed).

"Semester II banyak ketidakpastian, termasuk kecepatan The Fed menaikkan suku bunga. (Selain itu) ini kan pemerintah AS baru meluncurkan reformasi pajak. Mungkin efeknya mulai terasa di semester II," kata David.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...