Ini Alasan Lengkap Fitch Kerek Lagi Rating Utang Indonesia Jadi BBB

Desy Setyowati
21 Desember 2017, 10:40
Dolar Amerika Serikat
ARIEF KAMALUDIN | KATADATA

Meski begitu, Fitch mengapresiasi resformasi struktural yang dilakukan pemerintah sejauh ini. Implementasi dari pemangkasan prosedur dan izin bisnis telah membuat Indonesia berhasil menaikkan peringkat kemudahan berusaha (Ease of Doing Bussiness/EoDB) ke level 72 dari 190 negara, atau naik 37 peringkat dalam dua tahun.

Reformasi juga dinilai berkontribusi terhadap peningkatan investasi asing langsung (Foreign Direct Investment). Fitch berharap FDI bakal terus meningkat sehingga bisa menutup transaksi berjalan di beberapa tahun ke depan.

Fitch menambahkan, kenaikan rating Indonesia juga disokong oleh beberapa hal, di antaranya ekonomi yang tetap kuat dibandingkan negara-negara selevel. Rata-rata ekonomi Indonesia berada di level 5,1% dalam lima tahun belakangan, di atas nilai tengah pertumbuhan ekonomi negara berperingkat BBB lainnya yang di level 3,2%.

Fitch berharap ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih baik dari 5,1% pada 2017 menjadi 5,4% di 2018 dan 5,5% di 2019. "Indonesia akan memeroleh keuntungan dari peningkatan perdagangan global dan stabilitas harga komoditas. Investasi juga akan melanjutkan momentum perbaikan seiring dengan belanja infrastruktur yang tinggi, biaya pinjaman yang rendah, dan implementasi reformasi struktural," demikian tertulis.

Selain itu, rasio utang pemerintah yang rendah di kisaran 28,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) di 2017. Rasio tersebut di bawah nilai tengah rasio utang negara-negara berperingkat BBB yang di level 41,1%.

Defisit anggaran juga dinilai bakal stabil di level 2,7% terhadap PDB tahun ini, atau di bawah batas aman 3%. Namun, Fitch menyoroti rendahnya penerimaan pemerintah. Hal ini membuat kemampuan pemerintah menjadi terbatas dalam mendanai pembangunan infrastruktur sehingga meningkatkan ketergantungan pada BUMN.

Fitch melihat rasio utang BUMN berpeluang meningkat dalam beberapa tahun ke depan untuk mengatasi persoalan defisit infrastruktur. Alhasil, kewajiban kontijensi pemerintah pun meningkat.  

Di sisi lain, risiko di sektor perbankan dinilai terkendali. Kredit swasta tercatat rendah hanya 37% terhadap PDB, dan rasio kecukupan modal perbankan kuat di level 23,2% pada Oktober. Sementara itu, rasio kredit bermasalah mulai stabil di 2017.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...