Tekanan Global Naik, BI-Jepang Perpanjang Kerja Sama Swap Rp 22,76 T

Desy Setyowati
13 Desember 2016, 16:46
Dolar
Arief Kamaludin|KATADATA
Dolar

David meramalkan, cadev akan meningkat paling sedikit US$ 3,5 miliar pada Desember. Kenaikan tersebut didapat dari aliran masuk dana repatriasi program pengampunan pajak (tax amnesty) sebesar Rp 100 triliunan pada Kuartal IV ini. Selain itu, cadev juga disokong penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) valuta asing (valas) senilai US$ 3,5 miliar. (Baca juga: Pemerintah Jual Obligasi US$ 3,5 Miliar untuk Belanja Awal 2017)

"Primary buffer (cadev) relatif lebih baik. Impor cenderung turun jadi lebih baik dari tahun lalu. ULN juga turun, kan harus dilihat rasionya terhadap ULN jangka pendek, itu turun," ujar David kepada Katadata, Selasa (13/12).

Adanya kerja sama swap dengan negara lain juga turut memperkuat kemampuan Indonesia dalam menjaga gejolak ke depan. Komitmen dalam kerja sama tersebut bisa menjadi bantalan untuk menghadapi kondisi tekanan likuiditas yang lebih besar.

Selain dengan Jepang dan Chiang Mai Initiative, Indonesia juga menjalin kerja sama Bilateral Currency Swap Agreement (BCSA) dengan Cina dan Korea Selatan masing-masing US$ 20 miliar dan US$ 10 miliar. “BSA, BCSA, dan multilateral lewat Chiang Mai Intiative itu jadi buffer," kata David. (Baca juga: Ukur Rupiah, Jokowi Minta Yuan Dijadikan Alternatif Dolar)

Sekadar informasi, BCSA merupakan kerja sama swap dalam mata uang lokal untuk mendukung perdagangan dan investasi antara kedua negara dan tujuan lain yang disepakati kedua belah pihak.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...