BI: Belanja Besar dan Bunga Rendah Bisa Topang Ekonomi 2017

Desy Setyowati
22 November 2016, 21:13
agus martowardojo
Arief Kamaludin|KATADATA

Keempat potensi tersebut, menurut Agus, bisa mengimbangi tantangan perekonomian. Dari sisi global, BI memperkirakan perlambatan ekonomi dan perdagangan dunia masih akan melambat hingga tahun depan. Bukan hanya karena siklus yang melambat, tapi juga karena menurunnya produktivitas dari negara sumber pertumbuhan ekonomi dunia.

Sedangkan dari sisi domestik, ada dua tantangan yang disoroti BI. Pertama, yang bersifat jangka pendek seperti swasta yang belum merespons secara maksimal stimulus fiskal dari pemerintah. Hal itu terlihat dari rendahnya investasi, khususnya non-bangunan. Pelonggaran moneter juga belum diikuti dengan permintaan kredit secara proporsional.

(Baca juga: Puncak Kredit Bermasalah Lewat, Investasi Bisa Bangkit 2017)

Kedua, tantangan yang sifatnya struktural yaitu ekspor yang bergantung pada sumber daya alam (SDA), deindustrialisasi, dan dangkalnya pasar keuangan. “Tantangan ini sudah direspons pemerintah dengan mencanangkan reformasi struktural, baik dengan mempercepat proyek infrastruktur atau mengeluarkan paket kebijakan ekonomi,” kata Agus.

Dengan melihat potensi dan tantangan yanga ada, BI memperkirakan perekonomian Indonesia hanya tumbuh lima persen tahun ini. Sedangkan inflasi diproyeksikan rendah di kisaran 3-3,2 persen. (Baca juga: Subsidi Energi Dicabut, BI Peringatkan Inflasi 2017 Bisa 5 Persen)

Adapun pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) masing-masing diperkirakan sebesar 10 - 12 persen dan 9 - 11 persen. Sementara itu, defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit/CAD) diproyeksi berada pada kisaran dua persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...