Tumbuh Melambat, BKPM Klaim Minat Investasi Masih Tinggi

Miftah Ardhian
28 Oktober 2016, 12:20
Infrastruktur
Arief Kamaludin|KATADATA
Pembangunan gedung perkantoran di Jakarta.

Lembong mengaku belum puas dengan hasil pencapaian di EODB dan realisasi investasi yang masih bisa tumbuh di tengah perekonomian dunia yang sedang melambat. "Tapi memang kita tidak bisa puas. Ibarat dulu minum racun tikus, sekarang kita minum obat nyamuk, belum minum jus," ujarnya.

Grafik: Negara Tujuan Investasi Dunia Menurut UNCTAD 2016
Negara Tujuan Investasi Dunia Menurut UNCTAD 2016

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Azhar Lubis mengatakan, minat investasi ke Indonesia memang masih cukup tinggi. Pernyataannya ini mengacu pada komitmen investasi dri sejumlah investor asing yang akan ingin masuk ke Indonesia.

BKPM mencatat komitmen investasi sepanjang Januari-September tahun ini nilainya sangat besar, mencapai Rp 1.800 triliun. Azhar menyatakan pihaknya akan fokus untuk merealisasikan komitmen ini dan tetap optimis bahwa ke depannya realisasi dan minat investasi akan terus meningkat. "Makanya pemerintah sekarang tetap melanjutkan deregulasi, reformasi hukum, dan penyederhanaan perizinan," ujarnya.

(Baca: Pertama dalam 5 Tahun, Investasi Asing di Indonesia Menurun)

Sementara itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan naiknya peringkat Indonesia dalam EODB menunjukan bahwa pemerintah secara konsisten terus mendorong kemudahan membangun bisnis di dalam negeri. Paket-paket kebijakan ekonomi, seperti deregulasi dan pemangkasan aturan daerah mampu memperbaiki perizinan usaha yang selama ini menghambat investasi.

Program percepatan pembangunan infrastruktur juga diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar pusat industri. Hal ini bisa menekan biaya logistik di Indonesia yang selama ini cukup tinggi di antara negara-negara lain.

Namun, Josua juga memberikan catatan bahwa masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki oleh pemerintah. Pertama, penguatan koordinasi antara pemerintah pusat dengan daerah, karena selama ini masih banyak ditemukan tumpang tindih peraturan dan menghambat investasi. Kedua, percepatan pembangunan infrastruktur.

Ketiga, pemberantas korupsi dalam bentuk apapun, termasuk pungutan liar (pungli). Pemberantasan korupsi ini dianggap menjadi salah satu faktor yang dapat mendongkrak peringkat Indonesia dalam EODB. Bahkan menurutnya, jika praktik korupsi dan pungli ini bisa diberantas, peringkat Indonesia dalam OEDB bisa naik ke posisis 50.

"Selain itu, Pemerintah juga perlu mengarahkan investasi di sektor pengolahan atau manufaktur, sehingga investasi cenderung akan mempunyai efek berganda untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Josua.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...