BI: Pertumbuhan Ekonomi di Batas Bawah

Desy Setyowati
21 Oktober 2016, 10:41
Bank Indonesia
Agung Samosir|KATADATA

Selain menurunkan suku bunga acuan, menurut Juda, BI belum punya kebijakan baru lain untuk mendorong kredit. “Mengenai makro prudensial, saat ini kami belum ada kebijakan baru. Nanti kami evaluasi dari bulan ke bulan,” ucapnya. (Baca juga: BI Lihat Peluang Kenaikan Penyaluran Kredit di Kuartal IV).

Sejauh ini, laju pertumbuhan ekonomi memang belum sesuai harapan. Pada kuartal tiga lalu, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mirip kuartal pertama yaitu sekitar 4,9-5 persen. Hal tersebut karena konsumsi terindikasi membaik, meskipun masih terbatas. Di sisi lain, perbaikan investasi swasta, khususnya nonbangunan diperkirakan masih belum kuat. Hal tersebut sejalan dengan kapasitas produksi terpasang yang masih cukup besar.

Sementara itu, stimulus fiskal diperkirakan masih terbatas, sejalan dengan penyesuaian belanja pemerintah pada semester dua 2016. Dari sisi eksternal, masih lemahnya ekonomi dan perdagangan dunia mengakibatkan perbaikan ekspor masih tertahan, meski harga beberapa komoditas ekspor mulai membaik.

Adapun pemerintah sudah merevisi target pertumbuhan ekonomi dari 5,2 menjadi 5,1 persen. Penyesuaian tersebut imbas dari pemangkasan belanja pemerintah yang mencapai Rp 137,6 triliun. (Baca juga: Kredit Masih Lemah, Pemerintah Didorong Turun Tangan).

Sementara itu, ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan perlu kebijakan lain dari Bank Indosesia dan pemerintah guna mendorong permintaan. Dari sisi moneter, bank sentral harus menjaga inflasi agar daya beli masyarakat tetap terjaga. Adapun pemerintah harus memastikan adanya kesempatan kerja baru. Salah satunya dengan mendorong pembangunan infrastruktur.

“Perlu kebijakan countercyclical. Dalam kondisi perlambatan ekonomi, pemerintah melakukan stimulus fiskal dengan mendorong pelonggaran kebijakan fiskal yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekonomi,” kata Josua.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...