BI: Tiga Indikator Penurunan BI Rate Efektif Tekan Bunga Bank

Desy Setyowati
9 Agustus 2016, 12:02
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA

Hal ini berbeda dari kondisi di akhir tahun lalu ketika pemerintah mengejar penerimaan pajak sehingga mengetatkan likuiditas. Selain itu, ia juga melihat ada dampak dari penurunan GWM terhadap likuiditas di perbankan.

Ketiga, dampak penurunan BI Rate terhadap rupiah dibarengi dengan ketidakpastian yang tinggi. Selain imbas dari pelonggaran moneter, dia melihat penguatan rupiah juga disebabkan oleh inflasi yang stabil dan perbaikan pertumbuhan ekonomi. Dilihat dari ketiga indikasi, Perry yakin transmisi dari penurunan BI Rate sudah cukup efektif.

Kendati demikian, dia mengakui bahwa pertumbuhan kredit belum meningkat signifikan meksipun kebijakan makroprudensial sudah dilonggarkan. Stagnannya pertumbuhan kredit ini disebabkan oleh permintaan yang rendah imbas perlambatan ekonomi. (Baca: Kenaikan Kredit Bermasalah Perbankan Meluas ke Berbagai Sektor).

Lending belum kuat karena permintaan belum kuat. Transmisi ke kredit memang agak lambankarena akan sangat bergantung pada berbagai faktor.”

Tahun ini, BI memperkirakan kredit hanya tumbuh 10 - 11 persen. Walau demikian, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan kondisi perbankan saat ini masih baik. Misalnya, hal itu terlihat dari rasio kecukupan modal, Capital Adequacy Ratio (CAR) di kisaran 22 persen.

Kemudian, kebijakan pemotongan anggaran sebesar Rp 133,8 triliun juga akan membantu likuiditas perbankan karena pemerintah tidak harus mengeluarkan surat utang.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...