Ada 4 Stimulus, Ekonomi 2016 Diperkirakan Bisa Tumbuh 5,2 Persen

Yura Syahrul
25 Januari 2016, 13:19
Pertumbuhan Ekonomi
Donang Wahyu|KATADATA

Di sisi lain, Indonesia bisa memanfaatkan perubahan arah ekonomi Cina dari investasi menjadi konsumsi. Caranya dengan menarik investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) yang ingin mengalihkan basis produksinya dari Cina. “Jadi, kami (pemerintah) dorong pembangunan infrastruktur, membuat deregulasi semuanya untuk mendorong investasi masuk,” kata Perry.

Dari sisi suku bunga Amerika Serikat (AS) alias Fed Rate, dia memperkirakan tidak akan naik signifikan dalam tahun ini. Pelaku pasar menaksir bank sentral AS hanya akan menaikan Fed Rate sebanyak dua kali pada Maret dan Juni mendatang. Kenaikannya masing-masing sebesar 25 basis poin.

(Baca: IMF Menilai Kinerja Ekonomi Indonesia Tahun Ini Memuaskan)

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) menilai kinerja perekonomian Indonesia tahun lalu cukup memuaskan. Di tengah gangguan perlambatan ekonomi global dan harga komoditas yang merosot, ekonomi Indonesia di 2015 masih bisa tumbuh sekitar 4,7 persen.

Penilaian tersebut  diungkapkan Luis E. Breuer, yang memimpin kunjungan Tim IMF ke Jakarta pada 3 Desember hingga 17 Desember 2015. Dalam kunjungannya selama dua pekan itu, Tim IMF bertemu dengan pejabat tinggi pemerintahan, Bank Indonesia, lembaga publik lainnya dan pelaku usaha swasta.

Ia memberi nilai positif terhadap kehati-hatian pemerintah dalam pengelolaan moneter dan fiskal yang didukung oleh pencabutan subsidi harga BBM di akhir 2014. Hal ini membuat prospek ekonomi Indonesia dalam jangka pendek-menengah tetap solid. Kebijakan itu juga mampu menjaga stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi di tengah berbagai faktor negatif dari luar negeri. Mulai dari jatuhnya harga komoditas yang selama ini menjadi andalan ekspor Indonesia, pergeseran kondisi keuangan global, dan melambatnya pertumbuhan ekonomi mitra dagang utama Indonesia seperti Cina.

Tahun ini, IMF menilai target pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen dapat tercapai jika didukung oleh beberapa faktor. Antara lain, pulihnya kegiatan investasi, khususnya ditandai oleh peningkatan belanja sektor swasta. Namun, kendala yang dihadapi masih sama dengan tahun ini, seperti anjloknya harga komoditas dan melemahnya permintaan dari negara-negara mitra dagang utama Indonesia.

Adapun risiko di dalam negeri adalah seretnya penerimaan pajak sehingga dapat mengganggu penerimaan dan membesarnya defisit anggaran. Hal ini juga akan menghambat anggaran belanja untuk proyek infrastruktur. Breuer memperkirakan defisit anggaran 2016 masih bisa di bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau sesuai dengan undang-undang.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...