Bank Dunia Revisi Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Aria W. Yudhistira
8 Juli 2015, 12:05
Katadata
KATADATA
Bank Dunia merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,2 persen menjadi 4,7 persen karena kurangnya dorongan fiskal dari pemerintah.

Di sisi lain, angka ekspor terus menurun seiring dengan pelemahan ekonomi di Cina. Dalam catatan Diop, ekspor komoditas ke Cina selama periode 2004-201 mampu tumbuh 31,5 persen. Namun, pada 2014, ekspor ke negara tirai bambu tersebut turun menjadi 25 persen.

Faktor lain yang menyebabkan perlambatan ekonomi adalah penurunan investasi sebesar 50 persen dibandingkan tahun 2012. Bahkan, penurunan investasi selama semester I tahun ini menjadi faktor penekan terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia ?Karena komoditas melambat, maka ini berdampak pada ekonomi. Faktanya, ini akan mempengaruhi tenaga kerja,? tutur Diop.

Sebelumnya, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) juga telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini. Kedua institusi tidak yakin target pertumbuhan ekonomi dalam APBN-P 2015 sebesar 5,7 persen akan tercapai (Baca: Sejumlah Lembaga Keuangan Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia).

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memperkirakan, ekonomi akan tumbuh di kisaran 5,2 persen-5,4 persen. Untuk meraih target tersebut, pemerintah berupaya mendorong realisasi belanja, terutama yang akan dipakai untuk mendanai pembangunan infrastruktur. Ia pun optiomistis, pengeluaran pemerintah akan mulai meningkat pada semester II tahun ini.

Sementara BI menurunkan target pertumbuhan ekonomi menjadi 5 persen-5,4 persen, dari sebelumnya 5,4 persen-5,8 persen pada tahun ini. Revisi ini berdasarkan kinerja ekspor yang diperkirakan masih akan tertekan seiring tren penurunan harga komoditas. Selain itu, investasi pemerintah yang diharapkan dapat menahan laju penurunan belanja rumah tangga dan investasi swasta ternyata tidak kunjung meningkat pada kuartal II lalu. 

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...