Inflasi Juni 0,43 Persen, Terendah dalam 5 Tahun
KATADATA ? Inflasi pada Juni 2014 tercatat sebesar 0,43 persen, lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya 0,16 persen. Naiknya angka inflasi berbarengan masa masa liburan sekolah.
Meski demikian, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, inflasi Juni tahun ini merupakan yang terendah dibandingkan kecenderungan inflasi pada Juni lima tahun terakhir. Dia menyebutkan inflasi Juni 2010, 2011, 2012, 2013 masing-masing sebesar 0,97 persen, 0,55 persen, 0,62 persen, dan 1,03 persen.
?Dalam lima tahun ke belakang, inflasi Juni 2014 merupakan terendah. Artinya harga cukup terkendali,? ujar Suryamin saat memaparkan pengumuman inflasi Juni di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (1/7).
Menurutnya, salah satu penyumbang utama terjadinya inflasi Juni 2014 adalah kenaikan harga pada kelompok bahan makanan sebesar 0,99 persen. Kenaikan harga ini terjadi karena tren menjelang bulan Ramadan.
Adapun inlfasi tahunan atau year on year (yoy) BPS mencatat pada Juli sebesar 6,7 persen, turun dari bulan sebelumnya sebesar 7,32 persen.
Eric Sugandhi, ekonom Standard Chartered Indonesia, mengatakan naiknya angka inflasi Juni juga didorong oleh pelemahan kurs rupiah.
Dia memprediksi, inflasi akan kembali naik pada Juli ini. Beberapa faktor yang menyebabkan inflasi Juli meningkat adalah kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang mulai berlaku Juli ini, kemudian persiapan lebaran, serta tahun ajaran baru.
?Kami memprediksikan inflasi Juli akan berkisar pada 1 persen, sedangkan year on year sebesar 4,6 persen,? tuturnya.
Menurutnya, inflasi tahunan yang lebih rendah itu lantaran inflasi pada Juli tahun lalu sudah naik tinggi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
