Corona Belum Reda, BI Ramal Tekanan Sistem Keuangan Bakal Meningkat

Agatha Olivia Victoria
28 April 2020, 14:12
Ilustrasi, aktivitas ekonomi lesu imbas pandemi corona. Bank Indonesia (BI) memperkirakan tekanan sistem keuangan bakal meningkat seiring dengan belum redanya pandemi corona.
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Ilustrasi, aktivitas ekonomi lesu imbas pandemi corona. Bank Indonesia (BI) memperkirakan tekanan sistem keuangan bakal meningkat seiring dengan belum redanya pandemi corona.

Mencermati efek pandemi corona yang mampu meningkatkan tekanan pada perekonomian, BI telah mengeluarkan bauran kebijakan yang diarahkan untuk mendukung upaya mitigasi risiko penyebaran pandemi.

Bauran kebijakan BI juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas pasar uang dan sistem keuangan, serta mendorong momentum pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi corona.

Selanjutnya, kewenangan BI untuk melakukan tindakan antisipatif dalam menjaga sistem stabilitas keuangan di tengah dampak virus corona diperkuat oleh ditandatanganinya Perppu Nomor 1 Tahun 2020.

(Baca: Harga Bawang Merah hingga Gula Naik, BI Ramal Inflasi April 0,22%)

Kewenangan ini ditempuh melalui komitmen sinergi dan koordinasi yang erat dengan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai langkah kebijakan nasional.

Dengan bauran kebijakan untuk memitigasi dampak negatif pandemi corona, BI yakin paska meredanya wabah virus corona perekonomian akan kembali meningkat pada tahun 2021 mendatang.

Membaiknya perekonomian akan ditopang oleh perbaikan ekonomi global dan domestik, yang akan mendorong kinerja korporasi dan rumah tangga kembali pada fase perbaikan.

BI memperkirakan, perbaikan kinerja korporasi dan rumah tangga akan mendorong pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) kembali meningkat pada 2021, masing-masing berada dalam kisaran 9%-11% dan 8%-10%.

Sekadar informasi, penyebaran virus corona memang seakan tak terbendung. Mengutip laman Worldometers, hingga Selasa (28/4) pukul 13.00 WIB, tercatat jumlah kasus positif virus corona global mencapai 3.065.176 orang, dengan jumlah kematian sebanyak 211.636.

Amerika Serikat (AS) masih menjadi penyumbang utama banyaknya kasus virus corona, dengan jumlah kasus positif mencapai 1.010.507 kasus. Diikuti oleh Spanyol dengan 229.422 kasus dan Italia dengan jumlah kasus positif virus corona sebanyak 199.414.

(Baca: Pernyataan BI Mampu Topang Optimisme, IHSG Diprediksi Kembali Menguat)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...