Sri Mulyani Prediksi Rupiah 14.900 - 15.300 per Dolar AS Tahun Depan

Agustiyanti
22 Juni 2020, 18:18
asumsi makro rapbn 2021, apbn 2021, rupiah, kurs, nilai tukar rupiah, sri mulyani
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengusulkan perubahan acuan asumsi suku bunga dalam asumsi makro APBN 2021.

Kementerian Keuangan kembali mengajukan asumsi dasar ekonomi makro dalam Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal RAPBN 2021. Menteri Keuangan Sri Mulyani antara lain mengusulkan nilai tukar rupiah pada rentang Rp 14.900 hingga Rp 15.300 per dolar AS.

“Untuk nilai tukar, kami berikan update sedikit lebih menguat dari dokumen KEM PPKF yang waktu itu disusun April dengan volatabilitas tinggi. Kami usulkan Rp 14.900- Rp 15.300 per dolar AS,” katanya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin.

Pemerintah sebelumnya mematok asumsi nilai tukar rupiah dokumen KEM PPKF untuk RAPBN 2021 yang disampaikan sebelumnya dalam rentang Rp 15.500-18.000 per dolar AS. Adapun dalam outlook APBN 2020, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi bergerak pada rentang 14.900-15.500 per dolar AS.

Sri Mulyani juga mengusulkan perubahan acuan suku bunga yang digunakan untuk asumsi makro APBN 2021 dari surat perbendaharaan negara (SPN) tenor tiga bulan, menjadi surat berharga negara (SBN) tenor 10 tahun.

(Baca: Sri Mulyani Usul Ubah Acuan Suku Bunga dalam Asumsi Makro APBN 2021)

Tingkat bunga juga diusulkan turun dari yang sebelumnya dipaparkan pemerintah dalam dokumen KEM PPKF sebesar 6,67-9,58 persen menjadi 6,29-8,29 persen.

Ia juga memberikan usulan opsi kedua, yakni SBN untuk tenor lima tahun dengan tingkat suku bunga 5,88 hingga 7,88 persen untuk RAPBN 2021.

“Ini seiring perkembangan dari SBN yang kita issue pada minggu-minggu terakhir yang menunjukkan perbaikan signifikan dengan sentimen market yang lebih positif,” katanya.

Adapun proyeksi tingkat inflasi dan proyeksi pertumbuhan ekonomi tidak berubah atau sesuai dokumen dalam KEM PPKF 2021 yang telah diajukan sebelumnya. Pemerintah mematok target inflasi untuk 2021 pada rentang 2% hingga 4%.

(Baca: Mampu Tekan Kurva Penyebaran Corona, Daerah Bakal Dapat Insentif)

Ia menjelaskan untuk inflasi inti, pemerintah akan terus menjaga dari sisi kebijakan moneter termasuk menjaga potensi inflasi dari harga-harga kebutuhan pangan yang berpotensi terjadi gejolak harga atau volatile food.

“Tahun depan diperkirakan akan memiliki musim lebih kering. Oleh karena itu antisipasi keamanan pangan sudah dipersiapkan sejak saat ini,” kata dia.

Sementara target pertumbuhan ekonomi juga tetap sesuai dengan dokumen KEM PPKF 2021 yang sebelumnya diajukan sebesar 4,5-5,5 persen. Namun, target ini masih diliputi ketidakpastian yang disebabkan pandemi corona.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...