Inflasi Juni 0,18, Dipicu Kenaikan Harga Daging Ayam Ras di 86 Kota

Agatha Olivia Victoria
1 Juli 2020, 12:26
Inflasi Juni 0,18, Dipicu Kenaikan Harga Daging Ayam Ras di 86 Kota.
ANTARA FOTO/Ampelsa/foc.
Pengunjung berbelanja daging ayam di pasar tradisional Peunayung, Banda Aceh, Aceh, Minggu (19/4/2020). Kenaikan daging ayam menyumbang inflasi Juni 2020.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2020 sebesar 0,18%. Komoditas penyumbang inflasi bulan tersebut yakni melonjaknya harga daging ayam ras di 86 kota.

Dengan demikian, inflasi secara tahunan tercatat 1,96%. Sementara secara tahun kalender (Januari-Juni) sebesar 1,09%.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan angka inflasi tersebut diperoleh berdasarkan hasil pantauan di 90 kota. "Perkembangan harga barang di bulan Juni menunjukan kenaikan meskipun tipis," kata Suhariyanto dalam konferensi video, Rabu (1/7).

(Baca: Harga Beras hingga Emas Perhiasan Turun, Inflasi Juni Diprediksi 0,02%)

Dari 90 kota, terdapat 76 kota yang mengalami inflasi. Sedangkan, 14 kota mengalami deflasi.Inflasi tertinggi terjadi di Kendari yakni 1,33%. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Makassar 0,01%.

BPS juga mencatat, deflasi tertinggi terjadi di Ternate yakni 0,34% dan terendah di Padangsidempuan 0,02%.

Menurut kelompok pengeluarannya, makanan, minuman, dan tembakau menjadi kelompok yang mengalami inflasi tertinggi. Kelompok ini mencatatkan inflasi 0,47% serta memberi andil 0,12%.

Pada kelompok tersebut, beberapa komoditas yang memberi andil di antaranya yakni  kenaikan daging ayam ras sebesar 0,14%. "Pergerakan harga daging ayam ras meningkat selama bulan Juni di 86 kota. Kenaikan tertinggi terjadi di Gunungsitoli 41% dan Lhokseumawe 37%," ujarnya.

Selain daging ayam ras, BPS mencatat telur ayam ras juga memberi andil yang cukup besar terhadap inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau yakni 0,04%. Sebaliknya, beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu bawang putih dengan andil deflasi 0,04%, cabai merah 0,03%, cabai rawit, minyak goreng, dan gula pasir masing-masing 0,01%.

(Baca: Harga Bawang Putih hingga Emas Turun, BI Ramal Juni Deflasi 0,01%)

Kelompok pakaian dan alas kaki mengalami inflasi 0,02% namun tak memberi andil. Kemudian kelompok kesehatan mengalami inflasi 0,13%, transportasi 0,41%, serta rekreasi, olahraga, dan budaya 0,13% dengan andil masing-masing 0%, 0,05%, dan 0%.

Menurut Suhariyanto, kenaikan tarif angkutan udara masih memberi andil terhadap inflasi 0,02% diikuti kenaikan tarif angkutan antar kota dan tarif angkutan roda dua online dengan andil masing-masing 0,01%.

"Ini terjadi di 24 kota. Kenaikan tertinggi ada di Ternate dengan kenaikan tarif angkutan udara sebesar 20%," kata dia.

Selanjutnya, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran mengalami inflasi 0,28% dan andil 0,02%. Pasalnya, terdapat kenaikan harga pada sub kelompok jasa pelayanan makanan dan minuman.

Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami penurunan harga 0,04% dengan andil 0,01% terhadap deflasi. Suhariyanto menuturkan hal tersebut terjadi karena menurunnya beberapa harga bahan bakar rumah tangga. "Terutama harga LPG 12 kilogram yang naik di 9 kota," ujarnya.

Berikutnya, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami deflasi 0,06% dan tak memberi andil. Perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami deflasi 0,08% namun juga tak memberi andil.

Berdasarkan komponennya, penyebab utama inflasi Juni yaitu inflasi harga bergejolak atau volatile price. Harga bergejolak mengalami inflasi 0,77% dengan andil 0,13%.

Sementara, harga diatur pemerintah atau administered price mengalami inflasi 0,22% dengan andil 0,04% dan inflasi inti tercatat 0,02% dengan andil 0,01%.

Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...