Sri Mulyani Sebut Rendahnya Belanja Kementerian Terkait Landasan Hukum

Agatha Olivia Victoria
27 Juli 2020, 18:26
sri mulyani, anggaran, covid-19, pandemi corona, virus corona
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (6/7/2020). Sri Mulyani meminta kementerian/lembaga mempercepat belanja untuk membantu pemulihan ekonomi.

Di sisi lain, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengungkapkan adanya kekhawatiran para Menteri, Eselon I, dan Eselon II baik di pusat maupun di daerah atas pelaksanaan anggaran di tengah pandemi Covid-19. Apalagi penggunaan anggaran bakal diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Terkait hal tersebut, Presiden Jokowi telah menyiapkan solusinya. “Presiden sudah mengundang seluruh aparat penegak hukum, kejaksaan, kepolisian, KPK, BPKP dan LKPP yang untuk procurement juga diundang. Bapak Presiden juga mengundang BPK, dan BPK sudah menyampaikan pandangannya," kata dia.

Mengutip APBN KiTa edisi Juli 2020, realisasi belanja k/l hingga 30 Juni 2020 baru mencapai Rp 350,4 triliun, atau 41,9% terhadap target Perpres 72 tahun 2020 yakni Rp 836,4 triliun. Angka tersebut tumbuh 2,4% yang dipengaruhi oleh peningkatan realisasi pada belanja sosial dan belanja modal.

Jika dipilah berdasarkan kementerian dan lembaganya, realisasi belanja tiap k/l secara umum tumbuh negatif. Selain itu, nilai outstanding kontrak belanja k/l juga tak bertumbuh.

Pada 10 k/l dengan nilai kontrak terbesar, hanya Kementerian Sosial yang mengalami peningkatan outstanding kontrak belanja. Kendati demikian, k/l yang memiliki tugas dan fungsi di bidang pendidikan juga relatif mengalami peningkatan realisasi belanja seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...