BCA Bakal Pangkas Lagi Bunga Deposito
Berdasarkan bahan paparannya, return instrumen investasi pada kuartal keempat 2020 memang cukup tinggi. Emas mencatatkan imbal hasil tertinggi yakni 27,54%, disusul saham LQ45 sebesar 23%, nilai aktiva bersih reksa dana 12%, dan ORI 019 5,79%. Kemudian, ORI 018 sebesar 5,7%, reksadana 5,57%, deposito tiga bulan 4,38%, serta properti 1,56%.
Mayoritas instrumen investasi yang diminati investor baru antara lain reksadana, obligasi, dan saham. Minat masyarakat terhadap surat berharga negara (SBN) didorong oleh kemampuan obligasi negara untuk diperjualbelikan serta adanya peningkatan harga di pasar sekunder.
Pangsa kepemilikan saham investor ritel juga terus naik didorong kelompok rumah tangga menengah atas dengan nominal di atas Rp 10 juta dengan pangsa 82,4%. Hal tersebut seiring dengan penurunan suku bunga deposito. Menurut Juda, perpindahan dana dari simpanan tak hanya terlihat pada kelas menengah ke atas.
"Tabungan di bawah Rp 100 juta juga mencari outlet penempatan dengan return tinggi," kata dia.
Tak hanya di instrumen keuangan, masyarakat pun mulai memilih berinvestasi di sektor properti. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan penjualan dengan harga Rp 1,5-4 miliar yang bukan dijadikan sebagai rumah tinggal. Juda menyebutkan, hal tersebut terlihat dari rasio kartu keluarga (KK) dengan sertifikat rumah sekitar 42%.
"Ini artinya satu KK sudah dipakai untuk berbagai sertifikat," ujarnya.
Preferensi masyarakat untuk membeli rumah di masa pandemi cukup tinggi yakni mencapai 60%. Bahkan, minat investasi properti meningkat pada tahun 2021. Berdasarkan survei rumah.com, 21% responden membeli properti dengan tujuan investasi, meningkat dari 18% pada tahun lalu.