Tujuh Bank Antre Go Digital di OJK, Siapa Saja Pemiliknya?

Image title
11 Juni 2021, 15:17
otoritas jasa keuangan, perbankan, bank digital
Humas Bank Jago
Ilustrasi. OJK menyebut, ada tujuh bank yang berencana untuk bertransformasi menjadi bank digital.

Per Maret 2021, Bank Capital memiliki modal inti senilai Rp 1,46 triliun. Jumlah aset yang dimiliki mencapai Rp 20,37 triliun pada periode yang sama  atau mengalami kenaikan dari Desember 2020 senilai Rp 20,22 triliun 

Namun, laba bersih Bank Capital pada tiga bulan pertama tahun ini anjlok dari Rp 32,02 miliar pada kuartal I 2020 menjadi Rp 5,85 miliar.

5. PT Bank Harda Internasional Tbk (BBHI)

Bank Harda bersiap bertransformasi menjadi bank digital setelah proses akuisisi oleh PT Mega Corpora, milik pengusaha Chairul Tanjung pada 15 Maret 2021. Mega Corpora memegang 3,08 miliar unit saham Bank Harda atau setara 73,71%.

Fokus bisnis dalam tahap pertama setelah diakuisisi Mega Corpora, Bank Harda akan menggarap komunitas dari CT Corp. Komunitas ini bisa menjadi keunggulan Bank Harda dibanding bank digital lainnya.

CT Corp memiliki banyak segmen bisnis, mulai dari yang terkait dengan bisnis keuangan, media, retail, makanan dan minuman, pariwisata, perhotelan, dan perkebunan. Segmen tersebut sangat potensial untuk digarap Bank Harda.

Berdasarkan laporan keuangan, total aset Bank Harda mencapai Rp 3,97 triliun per Maret 2021, meningkat dari Rp 2,58 triliun pada Desember 2020. Laba bersih Bank Harda sepanjang kuartal I-2021 mencapai Rp 8,86 triliun, melonjak dari Rp 488,5 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.

6. PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW)

Berdasarkan data RTI Infokom, pengendali Bank QNB merupakan investor asing yaitu Qatar National Bank. Pihak tersebut memegang 18,9 miliar unit saham Bank QNB atau setara dengan 92,48%.

Per Maret 2021, modal inti perusahaan senilai Rp 3,05 triliun. Sementara, total aset Bank QNB mencapai Rp 18,43 triliun atau mengalami peningkatan dari Rp 18,29 triliun per Desember 2020.

Meski begitu bank ini tercatat masih mengalami kerugian senilai Rp 148,67 miliar pada triwulan I-2021. Catatan kerugian tersebut membengkak dari rugi Rp 18,77 miliar pada periode sama tahun lalu.

7. PT Bank KEB Hana Indonesia

Berdasarkan website perusahaan, mayoritas saham Bank KEB Hana  dimiliki oleh KEB Hana Bank Seoul sebesar 69,01%. KEB Hana Bank Seoul merupakan bagian dari Hana Financial Group dengan kepemilikan 100%.

Sebelum Hana Financial Group menjadi pemilik pada 2007, Bank KEB Hana bernama PT Bank Bintang Manunggal. Kemudian, pemilik baru ini melakukan penggabungan usaha dengan PT Bank KEB Indonesia pada 2013.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, Bank KEB Hana memiliki modal inti mencapai Rp 9,43 triliun per Maret 2021. Sementara, total aset Bank KEB Hana mencapai Rp 43,21 triliun per Maret 2021, naik dari Rp 42,68 triliun pada Desember 2020.

Bank KEB Hana mengantongi laba bersih senilai Rp 93,82 miliar sepanjang kuartal I-2021, turun lebih dari separuh dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 197,85 miliar.

Bank KEB Hana Indonesia saat ini bekerja sama dengan LINE Corporation, dan LINE Financial Asia meluncurkan LINE Bank di Indonesia. Kerja sama kali ini di klaim sebagai awal terbentuknya layanan perbankan digital asing pertama. Ini sekaligus merupakan hasil kolaborasi antara bank dengan perusahaan teknologi raksasa.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...