BI Prediksi Industri Pengolahan Kembali Ekspansi pada Kuartal IV
"Responden menyampaikan bahwa penurunan volume produksi tersebut sejalan dengan terbatasnya aktivitas masyarakat, sehingga berdampak pada permintaan masyarakat saat PPKM Darurat dan PPKM Level 1-4 di sejumlah daerah dalam rangka pengendalian Covid-19," tulis laporan tersebut.
Komponen volume pesanan barang input tercatat mengalami perlambatan sejalan dengan menurunnya volume produksi. Indeks komponen ini tercatat sebesar 51,53%, melambat dari 54,03% pada kuartal sebelumnya. Kendati demikian, komponen ini jadi satu-satunya yang masih bertahan di fase ekspansi.
Volume persediaan barang jadi juga turun dan berada pada fase kontraksi dengan indeks 49,64% meski kuartal sebelumnya masih ekspansi 51,63%. Selain itu, penurunan volume produksi tampaknya ikut mendorong penggunaan jumlah tenaga kerja menurun.
Indeks penggunaan tenaga kerja terkontraksi semakin dalam sebesar 46,76% setelah kuartal sebelumnya juga di fase yang sama dengan indeks 47,68%. Komponen ini mencatat rekor terus berada di zona kontraksi sejak kuartal III 2019.
Sementara komponen lainnya, yakni kecepatan penerimaan barang input juga terkontraksi semakin dalam yakni 44,05% dari kuartal sebelumnya 46,57%. Penurunan indeks pada komponen ini dikarenakan kendala pada jalur distribusi saat permbelakukan PPKM Darurat dan PPKM Level 1-4.
BI mencatat, mayoritas sektor usaha mengalami penurunan indeks sepanjang Juli-September. Industri makanan, minuman dan tembakau terkontraksi, dari kuartal sebelumnya 55,74% menjadi 48,92%. Industri pupuk, kimia dan barang dari karet mencatat indeks 48,29%, setelah kuartal sebelumnya masih berada di zona ekspansi dengan indeks 50,24%.
Industri kertas dan barang cetakan juga melambat namun masih ekspansi dengan indeks 51,55% setelah sebelumnya di level 53,88%. Selanjutnya sektor alat angkut, mesin dan peralatannya juga melambat dari indeks 49,17% menjadi 48%.
Industri tekstil, barang kulit dan alas kaki mencatat kenaikan indeks dari 48,36% menjadi 48,66%. Kendati demikian belum berhasil keluar dari zona kontraksi. Barang kayu dan hasil hutan lainnya juga naik dari 46,97% menjadi 47,01%. Indeks PMI-BI sektor semen dan barang galian non logam naik dari 49,24% menjadi 49,78%. Kemudian industri logam dasar baja dan besi naik dari indeks 48,06% menjadi 49,07%.