Kebijakan BI 2022: Jaga Stabilitas Moneter, Suku Bunga Tetap Rendah

Abdul Azis Said
24 November 2021, 16:07
BI, Perry Warjiyo, kebijakan moneter, kebijakan makroprudensial, moneter
Bank Indonesia/Youtube
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan paparan terkait prospek ekonomi Indonesia tahun 2022 pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Rabu (24/11).

Perry mengatakan, digitalisasi sistem pembayaran terus diperluas untuk mengakselerasi ekonomi dan keuangan digital nasional. Hal ini dilakukan melalui penguatan konsolidasi industri, pengembangan infrastruktur sistem pembayaran yang modern (QRIS, SNAP, BI FAST), termasuk perluasan QRIS dengan target 15 juta pengguna, kerja sama QRIS antarnegara, dan keberlanjutan elektronifikasi transaksi keuangan pemerintah daerah, bansos G2P 4.0, moda transportasi, serta digitalisasi UMKM dan pariwisata.

Lalu kebijakan pendalaman pasar uang dan pasar valas dilaksanakan sesuai Blueprint Pendalaman Pasar Uang (BPPU) 2025 . Kebijakan ini akan  ditempuh untuk memperkuat efektivitas transmisi kebijakan, pembangunan infrastruktur pasar uang yang modern dan berstandar internasional, serta pengembangan instrumen pembiayaan termasuk pengembangan keuangan berkelanjutan.

"Program-program pengembangan ekonomi-keuangan inklusif pada UMKM dan ekonomi-keuangan syariah juga terus diperluas, termasuk dengan digitalisasi serta perluasan akses pasar domestik dan ekspor," ujarnya.

BI memperkirakan ekonomi akan pulih pada tahun depan seiring dengan akselerasi vaksinasi dan meningkatnya mobilitas masyarakat. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 4,7% hingga 5,5% pada tahun depan. 

"Ekononomi Indonesia akan pulih pada 2022. Pertumbuhan akan lebih tinggi, mencapai 4,7% sampai 5,5% pada 2022 dari 3,2% sampai 4% pada 2021," kata Perry.

Halaman: