Pendapatan per Kapita Rp62 Juta, RI Bisa Kembali Negara Menengah-Atas?

Abdul Azis Said
7 Februari 2022, 17:39
pendapatan per kapita penduduk Indonesia, pendapatan per kapita, pertumbuhan ekonomi
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi. BPS mencatat, ekonomi Indonesia tahun lalu berhasil tumbuh sebesar 3,69%, setelah terkontraksi 2,07% pada tahun sebelumnya.

Pada laporan tahun 2020, klasifikasi negara beprendapatan menengah bawah yakni yang memiliki PDB per kapita antara US$ 1.046-US$ 4.095. Batas atas dan bawahnya berubah dari klasifikasi tahun sebelumnya antara US$ 1.035-US$ 4.045. Klasifikasi negara pendapatan menengah atas juga dinaikkan, yakni yang memiliki pendapatan antara US$ 4.096-US$ 12.695.  Ketentuan ini berubah dari tahun 2019 yang berada di rentang US$ 4.046-US$ 12.535.

Indonesia bukan satu-satunya negara yang turun kelas dari kelompok negara pendapatan menengah atas ke negara menengah bawah. Kondisi serupa juga dialami Iran yang mengalami penurunan GNI per kapita dari US$ 5.240 menjadi US$ 2.870, Belize dari US$ 4.450 menjadi US% 3.970, dan Samoa dari US$ 4.180 menjadi US$ 4.070. 

Naik Kelas Berkat Kinerja Pertumbuhan Ekonomi 2021

Febrio menilai, PDB per kapita penduduk Indonesia yang meningkat pada tahun lalu tidak bisa lepas dari kinerja positif pertumbuhan ekonomi. BPS mencatat, ekonomi Indonesia tahun lalu berhasil tumbuh sebesar 3,69%, setelah terkontraksi 2,07% pada tahun sebelumnya.

"Dengan pertumbuhan ekonomi ini juga, tingkat PDB per kapita Indonesia berhasil naik dari Rp 57,3 juta di tahun 2020 ke Rp 62,2 juta setara US$ 4.349,5 di tahun 2021 atau kenaikan 8,6%," kata Febrio.

Dia mengatakan, PDB Indonesia tahun 2021 juga sudah berhasil melampaui level sebelum pandemi. Pencapaian ini menurutnya patut diapresiasi mengingat masih banyak negara yang perekonomiannya belum mampu kembali ke kapasitas sebelum pandemi, seperti Filipina, Meksiko, Jerman, Perancis, dan Italia. 

Dengan pencapaian tersebut, ia  pun optimistis bahwa kinerja perekonomian akan semakin kuat dan diproyeksikan tumbuh hingga 5,2% pada tahun ini. Kinerja tersebut akan ditopang oleh menguatnya investasi dan ekspor serta keberlanjutan pemulihan konsumsi masyarakat. 

Namun, Febrio juga mengakui bahwa pemulihan tahun ini bukan tanpa tantangan. Terdapat sejumlah risiko yang harus tetap diwaspadai, khususnya terkait penyebaran Covid-19 varian Omicron. Kasus positif harian di dalam negeri terus meningkat, meski demikian tingkat keterisian rumah sakit (BOR) dan kematian dinilai relatif masih lebih rendah dibandingkan gelombang Delta.

Di samping itu, pihaknya juga terus mengantisipasi berbagai risiko eksternal seperti tekanan inflasi tinggi, percepatan pengetatan moneter di Amerika Serikat serta potensi dampak dari isu geopolitik yang tengah terjadi.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...