Pertumbuhan Ekonomi Tanah Air Siap Tinggal Landas di 2022

Hanna Farah Vania
Oleh Hanna Farah Vania - Tim Publikasi Katadata
8 Februari 2022, 03:34
Buruh pengangkut memuat barang logistik ke dalam kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (7/2/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi 2021 mencapai 3,69%, lebih baik dibandingkan tahun 2020 yang mengalami kontraksi 2,07%. N
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Buruh pengangkut memuat barang logistik ke dalam kapal di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Senin (7/2/2022). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi 2021 mencapai 3,69%, lebih baik dibandingkan tahun 2020 yang mengalami kontraksi 2,07%. Namun, angka ini berada di bawah proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani sebesar 4%.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kian membaik pada 2021, meskipun masih dilanda pandemi hampir dua tahun. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, perbaikan ekonomi mulai terlihat pada kuartal-IV 2021.

Kasus pandemi yang dapat dikendalikan dan berjalan baiknya program vaksinasi Covid-19 berperan penting dalam membaiknya tingkat ekonomi.

“Ini sejalan dengan meningkatnya langkah-langkah penanganan yang ditempuh pemerintah dalam pengendalian Covid-19 varian delta,” ujar Perry dalam konferensi video (16/12/21).

Adapun faktor lainnya adalah meningkatnya tingkat mobilitas masyarakat, penjualan sektor retail, keyakinan konsumen, dan ekspansi kinerja manufaktur.

Prospek pertumbuhan juga didorong oleh kinerja konsumsi swasta, investasi, terjaganya kinerja ekspor, dan konsumsi pemerintah yang terus meningkat.

Ekonom Senior Bank DBS Radhika Rao dalam riset berjudul “DBS Focus Indonesia 2022 Outlook: Taxiing for take-off”, juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 di atas 4 persen.

“Dengan asumsi situasi pandemi yang tetap terkendali, diprediksi 2022 akan terjadi normalisasi pada sejumlah aspek seperti pengeluaran diskresioner, peningkatan lapangan pekerjaan, produksi, dan pertumbuhan investasi,” katanya.

Bank DBS memprediksi Produk Domestik Bruto (PDB) 2022 akan naik sebesar 4,8 persen dari perkiraan 3,6 persen tahun ini. Namun, pertumbuhan yang meningkat juga akan jadi pemicu menguatnya inflasi.

Radhika dan ekonom Bank DBS lainnya memperkirakan inflasi 2022 rata-rata 3 persen, masih dalam target BI sebesar 2-4 persen.

Hal tersebut dipengaruhi oleh reformasi subsidi dari penyesuaian tarif bahan bakar dan utilitas, penerapan perubahan pajak, produsen melewati kenaikan biaya, hingga menyempitnya kesenjangan output karena aktivitas mulai normal yang terjadi pada 2021.

Dalam kebijakan moneter, Ekonom Bank DBS melihat Indonesia akan memantau perkembangan dan mempertahankan aset domestik sebagai implikasi dari perubahan kebijakan global.

Berbeda dengan likuiditas global dan kebijakan yang longgar pada 2020 dan 2021, pasar harus bersaing dengan prospek awal yang lebih cepat terkait pengetatan kebijakan The Fed hingga 2022.

Bank Indonesia mengisyaratkan bahwa sikap kebijakan akan berubah menjadi ‘pro-stabilitas’ pada 2022, yang mencakup stabilitas harga, rupiah, serta pasar keuangan. Setiap pergeseran menuju normalisasi kebijakan, diprediksi akan condong ke langkah-langkah manajemen likuiditas pada 2022 sebagai pendahulu dari kenaikan suku bunga langsung.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...