Perundingan Rusia dan Ukraina Diramal Mendorong Penguatan Rupiah

Abdul Azis Said
30 Maret 2022, 10:06
rupiah, bank indonesia
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
Nasabah bertransaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) salah satu bank di Jakarta, Rabu (9/3/2022).

Sentimen ini sempat memberikan sentimen positif ke aset berisiko. Indeks saham utama Amerika dan Eropa kompak menguat di perdagangan semalam. Dow Jones Industrial Average menguat 0,97%, S&P 500 menguat 1,23% dan Nasdaq Composite sebesar 1,84%. Di Eropa, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,86%, DAX Jerman 2,8%, CAC 40 Perancis 3,08% dan Ibex 35 Spanyol 2,98%.

Mayoritas indeks saham utama Asia pagi ini juga menguat. Shanghai SE Composite naik 0,65% , Hang Seng Hong Kong 1,2% , Kospi Korea Selatan 0,19% , Nifty 50 India 0,6% dan Straits Times Singapura 0,32%.

Namun, analis Bank Mandiri Rully A Wisnubroto menilai rupiah masih dibayangi koreksi dari pengetatan moneter Amerika Serikat. Rupiah diramal bergerak di rentang Rp 14.340-Rp 14.385 per dolar AS.

"Pergerakan Rupiah pada hari ini diperkirakan masih akan didominasi oleh sentimen global, terkait dengan pergerakan imbal hasil UST, kekhawatiran inflasi, dan harapan akan segera berakhirnya konflik Rusia-Ukraina," kata Rully kepada Katadata.co.id

Pergerakan imbal hasil US Treasury benchmark 10 tahun terus naik mendekati 2,5% dalam perdagangan sepekan terakhir. Yield 10 tahun juga sudah bertahan di atas level 2% sejak pekan kedua bulan ini di tengah pengetatan moneter bank sentral Amerika Serikat (The Fed).

Selain dibayangi sentimen tersebut, pasar juga masih akan menunggu data inflasi di dalam negeri serta publikasi data ketenagakerjaan AS yang akan diumumkan Jumat mendatang (1/4).

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...