Rupiah Melemah ke 14.572 per US$ Tertekan Sentimen Inflasi Amerika
Nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis delapan poin ke level Rp 14.546 per dolar AS di pasar spot pagi ini. Meski demikian, pergerakan rupiah hari ini dibayangi sentimen negatif dari potensi pengetatan moneter AS seiring rilis data inflasi semalam.
Mengutip Bloomberg, rupiah berbalik melemah ke Rp 14.572 per dolar AS pada pukul 09.50 WIB dari posisi penutupan kemarin di level Rp 14.554 per dolar AS.
Mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah terhadap dolar AS pagi ini. Koreksi paling dalam dialami won Korea Selatan 0,72% disusul dolar Taiwan 0,26%, yuan Cina dan ringgit Malaysia 0,15%, baht Thailand 0,11%, peso Filipina 0,05% dan dolar Singapura 0,01%. Sementara, rupee India menguat 0,11% bersama yen Jepang 0,10%, sedangkan dolar Hong Kong stagnan.
Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan stagnan pada hari ini di kisaran Rp 14.500-Rp 14.580 per dolar AS. Meski begitu, pasar tampaknya masih perlu mewaspadai peluang pelemahan nilai tukar terhadap dolar AS.
Pergerakan rupiah, menurut dia, akan dibayangi oleh rilis data inflasi AS semalam. Inflasi harga konsumen AS mencapai 8,3% YOY untuk periode April, sedikit turun dari bulan sebelumnya 8,5%. Meski turun, tingkat inflasi ini dinilai masih tinggi dan mendekati level tertingginya dalam 40 tahun.
Data inflasi tinggi ini memvalidasi ekspektasi kebijakan pengetatan moneter AS yang lebih agresif ke depannya. Seperti diketahui, The Fed sudah menaikkan bunga acuannya 50 bps pada pekan lalu dan berpeluang menaikan pada kecepatan yang sama pada dua pertemuan mendatang.
"Ekspektasi ini mendorong penguatan dollar AS karena yield obligasi yang bakal naik," kata Ariston, Kamis (12/5).
Di sisi lain, ekonomi dalam negeri yang kembali menggeliat karena perayaan Idul Fitri memberikan sentimen positif untuk rupiah. Sentimen ini berpeluang menjaga pelemahan rupiah tidak terlalu dalam.
Analis Bank Mandiri Rull A Wisnubroto memperkirakan, rupiah hari ini akan bergerak di rentang Rp 14.520 - Rp 14.575 per dolar AS. Rupiah masih akan banyak dipengaruhi oleh sentimen global.
"Nilai tukar US dolar melemah terhadap beberapa mata uang lainnya usai rilis data inflasi AS. Pelemahan indeks dolar ini memberi sentimen positif ke rupiah," ujarnya kepada Katadata.co.id
Indeks dolar AS ditutup melemah ke 103,58 pada perdagangan semalam usai rilis data inflasi. Namun, indeks dolar kembali menguat pada pembukaan perdagangan pagi ini ke level 104.
Dari dalam negeri, Rully mengatakan sentimennya sebenarnya cukup baik. Namun, pasar juga masih memantau dampak dari pelarangan ekspor CPO terhadap posisi neraca perdagangan Indonesia.