IMF Taksir Keuntungan Rp 1.124 Kuadriliun Jika Setop Pakai Batu Bara

Abdul Azis Said
3 Juni 2022, 18:52
ilustrasi International Monetary Fund (IMF)
123.rf/bumbledee?
ilustrasi. International Monetary Fund (IMF) memperkirakan keuntungan dunia dari menghentikan penggunaan batu bara berpotensi menaikkan 1,2% PDB dunia setiap tahun hingga 2100.

Perkiraan IMF menunjukkan bahwa total produksi batu bara yang akan 'terlantar' dari penghentian batu bara mencapai 623,62 gigaton. Total emisi yang bisa dihindari mencapai 1.326,55 gigaton. Upaya ini juga disebut akan memberi kontribusi besar terhadap perlambatan perubahan iklim. 

IMF mengatakan, analisis tersebut juga menunjukkan bahwa cara paling efisien secara ekonomi untuk memulai transisi energi yakni menghapus batu bara secara bertahap. Ini karena batu bara mengeluarkan dua kali lebih banyak karbon ke atmosfer per unit produksi energinya dibandingkan gas alam, serta 1,5 kali lebih banyak dibandingkan minyak. 

Upaya untuk menyetop penggunaan batu bara juga mulai dilirik Indonesia. Dalam pertemuan KTT COP26 di Glasgow pada akhir tahun lalu, pemerintah bekerjasama dengan Bank Pembangunan Asia (ADB) meluncurkan Energy Transition Mechanism (ETM), yakni mekanisme pembiayaan untuk segera mempensiunkan PLTU batu bara. Selain dengan Indonesia, dalam peluncurannya, skema ADB juga bekerjasama dengan Filipina dan Vietnam.

ADB menghitung, mekanisme ETM bisa membantu mengurangi emisi karbon dalam jumlah besar. Misalnya, menghentikan PLTU batubara selama 10-15 tahun ke depan di Indonesia, Filipina dan Vietnam dapat mengurangi 200 juta ton emisi per tahun atau setara dengan menghilangkan 61 juta mobil di jalan.

Indonesia adalah negara penghasil batu bara terbesar ketiga di dunia. Permintaan ekspor batu bara pada sepanjang tahun ini mendorong permintaan ekspor kelompok barang pertambangan dan yang lainnya tumbuh 182,48% secara tahunan menjadi  US$6,41 miliar pada April 2022. 

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...