Inflasi Harga Pangan Menjulang, Angka Kemiskinan Berpotensi Naik

Abdul Azis Said
1 Agustus 2022, 14:32
kemiskinan, harga pangan, inflasi pangan, bahan pangan
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj.
Ilustrasi. Jumlah penduduk miskin pada bulan Maret sebanyak 26,16 juta orang.

Inflasi pada komponen bergejolak yang mayoritas merupakan bahan pangan pada Juli mencapai rekor tertingginya sejak Januari 2014. Badan Pusat Statistik (BPS) memperingatkan kenaikan harga tersebut bisa memicu makin banyak orang jatuh ke jurang kemiskinan.

Komponen harga bergejolak merupakan salah satu dari tiga komponen perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) oleh BPS. Hampir 40% dari inflasi bulan lalu berasal dari komponen ini. Inflasi komponen ini terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan pangan.

"Inflasi volatile food 11,47% secara YOY pada Juli merupakan tertinggi sejak Januari 2014 yang saat itu terjadi inflasi 11,91%," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers secara daring, Senin (1/8).

Kenaikan harga pada komponen ini berarti harga-harga bahan makanan yang dibeli oleh masyarakat 11,47% lebih mahal dibandingkan tahun lalu. Bahan makanan yang makin mahal berdampak terhadap meningj beban pengeluaran masyarakat dan bisa memicu makin banyak orang yang jatuh miskin.

Margo menyebut, bahan makanan menyumbang hampir tiga perempat terhadap perhitungan dalam distribusi garis kemiskinan. "Kalau harga pangannya tinggi, maka itu akan berpengaruh pada garis kemiskinan, apalagi kalau pendapatan atau pengeluarannya tidak naik maka itu bisa menyebabkan kemiskinan semakin bertambah," kata Margo.

Namun, korelasi antara inflasi dan naiknya angka kemiskinan tersebut mungkin baru akan terlihat dalam data perkembangan kemiskinan edisi September yang akan dirilis pada awal tahun depan.

Data terbaru yakni untuk periode Maret yang baru saja dirilis pertengahan bulan lalu. Data tersebut menunjukkan penurunan persentase kemiskinan menjadi 9,54% dari September 2021 sebesar 9,71% maupun dibandingkan Maret 2021 sebesar 10,14%.

Jumlah penduduk miskin pada bulan Maret sebanyak 26,16 juta orang. Jumlah tersebut turun 340 ribu dibandingkan September 2021 dan 1,38 juta orang dibandingkan Maret 2021.

"Sudah ada perbaikan, tapi belum kembali ke kondisi sebelum pandemi pada 2019," ujar Margo dalam konferensi pers, Jumat (15/7). 

Meski turun, disparitas kemiskinan di perkotaan dan pedesaan masih tinggi. Kemiskinan di perkotaan pada Maret 2022 mencapai 7,6%, sedangkan di pedesaan mencapai 12,29%.

Ekonom Bank Danamon Irman Faiz menjelaskan, kenaikan harga pangan dapat meningkatkan standar garis kemiskinan. Ini artinya, angka kemiskinan berpotensi naik jika inflasi pangan terus berlanjut, 

"Inflasi harga yang bergejolak khususnya pangan ini berdampak lebih besar ke kelas menengah bawah karena keranjang konsumsi kelas menengah bawah mayoritas adalah pangan," ujarnya. 

Sementara itu, dampak inflasi pada kelompok menengah atas lebih terbatas. Ini terlihat dari data simpanan yang masih meningkat. 


Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...