Jokowi akan Pidato Nota Keuangan RAPBN 2023 Hari Ini, Ini Bocorannya
Presiden Joko Widodo akan membacakan pidato nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Negara (RAPBN) 2023 dalam Sidang Paripurna DPR RI pada hari ini, Kamis (16/8). Dalam pidato tersebut, Jokowi akan memberikan arah perekonomian dan kebijakan anggaran pemerintah tahun depan.
Berdasarkan jadwal yang diterima Katadata.co.id, Jokowi akan terlebih dahulu menghadiri sidang tahunan MPR dan sidang bersama DPR RI dan DPD RI pada pukul 09.30 WIB. Jokowi juga akan membacakan pidato kenegaraan presiden dalam rangka HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia.
Jokowi dijadwalkan untuk menyampaikan pidato nota keuangan RAPBN 2023 dalam sidang paripurna yang merupakan pembukaan masa persidangan I tahun sidang 2022-2023. Ia dijadwalkan memberikan pidato pukul 13.50 WIB sebelum menyerahkan RUU tentang APBN 2023 beserta nota keuangan dan dokumen pendukungnya kepada ketua DPR RI dan DPD RI.
Pemerintah dan DPR sebelumnya telah menyepakati sejumlah asumsi makro RAPBN 2023. Pertumbuhan ekonomi 2023 dipatok 5,3% hingga 5,9%, inflasi 2% hingga 4%, nilai tukar rupiah Rp 14.300 hingga Rp 14.800 per dolar AS, dan tingkat suku bunga SUN tenor 10 tahun 7,34% hingga 9,16%. Pemerintah dan DPR juga telah menyepakati harga minyak mentah Indonesia dalam rentang US$ 90 hingga US$ 110 per barel, lifting minyak bumi 660 ribu hingga 680 ribu barel per hari dan lifting gas 1,02 juta hingga 1,11 juta barel setara minyak per hari
Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) pada 2023 yang telah disepakati dengan DPR tersebut, pemerintah juga menargetkan angka kemiskinan turun menjadi 7,5% hingga 8,5% dan tingkat pengangguran terbuka turun menjadi 5,3% hingga 6%. Sementara itu, indeks rasio gini disepakati sebesar 0,375 - 0,378 dan indeks pembangunan manusia disepakati dalam rentang 73,31 - 73,49.
Pemerintah juga akan mengarahkan defisit APBN kembali di bawah 3% dengan usulan target dalam rentang 2,6% hingga 2,9%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya mengatakan, Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2023 disiapkan untuk bertahan di tengah guncangan perekonomian global dan gejolak ketidakpastian yang sangat tinggi.
“APBN 2023 didesain untuk mampu tetap fleksibel dalam mengelola gejolak yang terjadi, ini kita sering menyebutnya sebagai shock absorber,” ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani usai Sidang Kabinet Paripurna (SKP) tentang Nota Keuangan dan RAPBN Tahun 2023, di Kantor Presiden pada pekan lalu.
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi meminta agar APBN dijaga agar tetap kredibel, berkelanjutan, dan sehat.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa dunia diproyeksikan akan mengalami perlemahan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini dengan inflasi yang meningkat tinggi. Dana Moneter Internasional (IMF) pun telah menurunkan proyeksi ekonomi global dari 3,6% menjadi 3,2% untuk tahun ini dan dari 3,6% menjadi 2,9% untuk tahun 2023.
“Ini artinya bahwa lingkungan global kita akan menjadi melemah, sementara tekanan inflasi justru meningkat. Menurut IMF tahun ini inflasi akan naik ke 6,6% dari sisi negara maju, sementara inflasi di negara-negara berkembang akan pada level 9,5%," ujarnya.