Terimbas Risiko Resesi, Rupiah Makin Melemah ke Rp 15.160 per US$
Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan pagi ini dengan dibuka melemah lima poin ke Rp 15.135 per dolar AS di pasar spot. Melemahnya rupiah imbas antisipasi bank sentral Amerika Serikat yang makin hawkish dan adanya risiko resesi ekonomi dunia.
Mengutip Bloomberg, rupiah melanjutkan pelemahan ke arah Rp 15.160 pada pukul 09.20 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin Rp 15.130 per dolar AS.
Mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS pagi ini. Dolar Taiwan melemah 0,07%, rupee India 0,78%, yuan Cina 0,40% dan ringgit Malaysia 0,11%. Sebaliknya, yen jepang menguat 0,12% bersama dolar Singapura 0,14%, won Korea Selatan 0,23%, peso dan baht Thailand 0,05%, sedangkan peso Filipina dan dolar Hong Kong stagnan.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah masih akan tertekan hari ini dan bergerak ke arah Rp 15.150 per dolar dengan potensi penguatan ke Rp 15.080.
"Antisipasi pasar terhadap ekspektasi kebijakan pengetatan moneter yang agresif dari bank sentral AS, The Fed masih menjadi alasan pelemahan rupiah terhadap dolar AS," kata Ariston dalam risetnya, Selasa (27/9).
The Fed sudah mengerek suku bunga acuannya 300 bps pada tahun ini. Suku bunga telah dinaikan 75 bps dalam tiga pertemuan beruntun di tengah inflasi AS yang masih tinggi di atas 8% sampai bulan lalu.
Berdasarkan alat pemantauan FedWatch CME Group, probabilitas kenaikan 50 bps pada pertemuan November meningkat dari 27% menjadi 33%. Ekspektasi kenaikan 75 bps menurun dari sebelumnya 73% menjadi 67%.
Selain itu, pasar juga mengantisipasi risiko resesi ekonomi global. Bank Dunia, dalam risetnya pekan lalu telah memperingatkan risiko resesi tahun depan jika pengetatan moneter yang lebih agresif berlanjut.
"Resesi global bisa memberi tekanan ke perekonomian Indonesia karena potensi turunnya permintaan terhadap komoditas," kata Ariston.
Analis DCFX Lukman Leong juga memperkirakan rupiah masih akan tertekan hari ini seiring penguatan dolar AS yang berlanjut. Rupiah akan bergerak di rentang Rp 15.050-Rp 15.200 per dolar AS.
Dari dalam negeri, pasar masih memantau tren inflasi yang terus naik. Seiring kenaikan inflasi ke depan, Bank Indonesia (BI) telah mengumumkan kenaikan bunga secara total 75 bps pada dua pertemuan terakhir.
"Namun BI diperkirakan tidak akan mengikuti langkah agresif bank sentral global, hal ini membuat rupiah menjadi kurang menarik bagi investor," kata Lukman.