Krisis Argentina, Warga Berbondong Jadi Pemulung Akibat Inflasi 100%
Harga-harga di Argentina naik dengan kecepatan tercepat sejak 1990-an. Masalah yang ada antara lain dipicu oleh pencetakan uang dan kenaikan harga yang diperparah oleh kondisi global yakni biaya pupuk untuk pertanian dan impor gas yang melonjak
Analis yang disurvei Reuters memperkirakan Inflasi kemungkinan naik 6,7% secara bulanan. Inflasi yang tinggi telah menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunga menjadi 75%, dengan potensi kenaikan lebih lanjut.
Tingkat kemiskinan naik menjadi lebih dari 36% dengan kemiskinan ekstrem mencapai 8,8% atau 2,6 juta orang pada paruh pertama tahun 2022. Program kesejahteraan pemerintah membantu mencegahnya naik lebih tinggi, tetapi ada seruan dari beberapa pihak untuk lebih banyak belanja sosial meskipun dana negara terbatas.
Pada 2001, selama salah satu krisis ekonomi terburuk di Argentina, Sandra Contreras mendirikan Lujan Barter Club. Pertukaran barang ini kembali digunakan karena orang Argentina, yang tidak dapat mengikuti harga, ingin menukar barang-barang seperti pakaian lama dengan kantong tepung atau pasta.
"Orang-orang datang sangat putus asa, gaji mereka tidak cukup, keadaan semakin buruk dari hari ke hari," kata Contreras.
Ia mengatakan, bahwa orang akan mulai mengantri dua jam sebelum klub barter dibuka setiap pagi.
"Orang-orang tidak punya uang lagi, mereka perlu membawa pulang sesuatu, jadi tidak ada pilihan selain barter," kata dia.
Pablo Lopez, 26, yang bekerja di pusat daur ulang kecil, mengatakan bahwa bekas luka dari kenaikan harga jelas terlihat. "Inflasi ini gila, Anda bisa melihatnya di sini dengan orang-orang yang datang bekerja bahwa inflasi melanda kita semua," katanya.