Bahlil Sebut Investasi dari Cina Masih Kuat Meski Ekonominya Melemah

Nadya Zahira
24 Oktober 2022, 20:57
investasi, cina,
Pixabay
Ilustrasi di salah satu pusat keramaian di Cina.

Melemahnya ekonomi Cina akibat kebijakan nol-Covid yang ketat diyakini tidak akan berdampak terhadap investasi yang masuk ke Indonesia dari negara itu. Kementerian Investasi mencatat investasi dari negeri Panda masih positif.

Cina merupakan salah satu negara yang memiliki nilai investasi besar di Indonesia. Kementerian Investasi mencatat, pada realisasi investasi kuartal III-2022 dari Cina mencapai US$ 1,6 miliar atau setara dengan Rp 24,91 triliun. Angka ini bahkan mencapai 13,3% dari total investasi Rp 307,8 triliun.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa pemerintah lebih mengkhawatirkan dampak dari terus memanasnya hubungan antara Cina dan Taiwan. "Meski ekonomi Cina slowdown, tapi investasi kita InsyaAllah akan baik-baik saja," ujarnya di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, pada Senin (24/10).

Berdasarkan dokumen World Economic Outlook pada Oktober 2022, International Monetary Fund (IMF) kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Cina pada 2022 dan 2023. Tahun ini ekonomi Cina diproyeksikan tumbuh 3,2%, turun dari proyeksi Juli sebesar 3,3% dan per April 4,4%.

IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Cina akan naik ke angka 4,4% pada 2023. Namun, angka itu telah beberapa kali direvisi dari perkiraan sebelumnya yakni 4,6% pada proyeksi Juli, dan 5,1% pada proyeksi yang dirilis pada April.

"Selama tidak ada ketegangan Cina dan taiwan, kita oke-oke saja, masalah tentu ada, tapi kita butuh treatment, saya senang ada masalah karena setiap ada masalah itu ada peluang," ujar Bahlil.

Dengan demikian, Bahlil mengatakan untuk menyikapi hal tersebut dibutuhkan ketajaman dalam mengomunikasikannya secara baik, agar masuk dalam perspektif mereka dan Indonesia akan memberikan solusi.

"Jadi mengurus investasi ini jangan lari dari masalah, kita ajak mereka ngobrol seolah-olah bagian dari partner mereka. Dengan begitu orang akan jatuh hati kepada kita. Jadi insya Allah so far so good," ujar Bahlil.

Terpilihnya Xi Jinping sebagai presiden Cina periode ketiga, menurut Bahlil adalah hal positif bagi Indonesia. Dia berharap hubungan penanaman modal di Indonesia dan Cina akan semakin baik. "Xi Jinping begitu terpilih lagi, hubungan akan semakin baik dengan pemerintah Indonesia," ujarnya.

Bahlil memperkirakan kerja sama investasi antara kedua negara akan semakin saling menguntungkan. Sebab, menurutnya hubungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Xi Jinping telah terjalin sangat baik.

"Hubungan Jokowi dan Xi Jinping dalam konteks yang saling menghargai dalam tumbuh bersama. Terutama untuk menciptakan lapangan kerja dan mendorong nilai tambah komoditas," ujar Bahlil.

Disamping itu, Menteri Investasi menilai hampir semua investor asing dari berbagai negara masih melihat Indonesia sebagai destinasi investasi yang menguntungkan. Terutama pada hal sumber daya alamnya.

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...