Sri Mulyani Waspada Ekonomi Indonesia 2023 Melambat Hanya Tumbuh 4,7%
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan potensi perekonomian Indonesia tahun depan bisa tumbuh melambat jauh di bawah target APBN 5,3%. Sri Mulyani memperkirakan perlambatan ekonomi bahkan bisa menyentuh 4,7% atau lebih rendah dibandingkan perkiraan sejumlah lembaga internasional dan Bank Indonesia.
Risiko perlambatan tersebut bakal berimplikasi terhadap penerimaan negara tahun depan. Dia memaparkan ini saat menjelaskan target penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.718 triliun pada tahun depan.
"Target yang dihitung dengan sangat berhati-hati dan mempertimbangkan koreksi harga komoditas dan juga perlambatan perekonomian di angka 4,7%, ini sebuah tantangan untuk Ditjen Pajak," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam unggahannya di akun instagram pribadinya @smindrawati dikutip Senin (26/12).
Bendahara negara itu sebetulnya sudah beberapa kali mengingatkan potensi ekonomi tahun depan akan sulit. Ia menyebut risiko penurunan alias downside risk pada pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan sangat kuat.
Dalam acara Rapimnas KADIN awal bulan ini, Sri Mulyani juga sempat menyebut target pertumbuhan dalam APBN sebesar 5,3% sangat ambisius. Namun dalam keterangan beberapa waktu terakhir, ia selalu mengulang pemerintah masih berpatok pada target tersebut dalam APBN yang sudah disahkan bersama DPR.
Menurutnya, tantangan ekonomi tahun depan bukan lagi dari pandemi Covid-19. Faktor yang perlu diwaspadai seperti pengetatan di sektor keuangan karena kenaikan suku bunga di banyak negara yang kemudian memicu perlambatan ekonomi di banyak negara.
Mesin-mesin pertumbuhan ekonomi Indonesia berisiko 'terluka' tahun depan. Sri Mulyani mengatakan ekspor kemungkinan tidak setinggi tahun ini karena perekonomian di banyak negara melemah tahun depan. Investasi juga berisiko tumbuh melambat karena suku bunga pinjaman makin mahal, serta dampak inflasi masih membayangi pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
"Tantangan kita tahun depan, asumsi APBN pertumbuhan ekonominya 5,3%, itu sangat ambisius pada saat faktor-faktor, terutama dari global memperlemah ekspor, investasi, dan konsumsi," kata Sri Mulyani dalam acara Rapimnas KADIN 2022, Jumat (2/12).
Bank Indonesia juga telah mengeluarkan perkiraan bahwa ekonomi Indonesia akan melambat dari tahun ini. Proyeksi bank sentral, pertumbuhan tahun depan di titik tengah 4,5%-5,3% atau di 4,9%. Ini lebih rendah dibandingkan tahun ini yang diperkirakan di titik atas rentang 4,5%-5,3%, dengan kata lain masih akan di atas 5%.
Sejumlah lembaga internasional juga telah memangkas prospek perekonomian Indonesia yang diperkirakan tidak akan tumbuh sampai 5% tahun depan. Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan pertumbuhan di 4,8%.