Rupiah Menguat Dekati Rp 15.000/Dolar Jelang Pengumuman Suku Bunga BI
Rupiah menguat 0,14% ke level Rp 15.006 per dolar AS di pasar spot pagi ini, Selasa (25/7). Pergerakan kurs garuda hari ini diwarnai rilis data kinerja sektor manufaktur dan jasa AS bulan Juli serta pertemuan Bank Indonesia (BI) yang diramal mempertahankan suku bunga acuannya.
Mayoritas mata uang Asia lainnya menguat kecuali won Korea Selatan yang melemah tipis. Penguatan terutama dialami yuan Cina yang terapresiasi 0,34%, rupee India 0,16% dan yen Jepang 0,15%.
Rupiah kemungkinan melemah hari ini setelah data terbaru menunjukkan perbaikan pada sektor manufaktur di AS. Analis pasar uang Lukman Leong memperkirakan kurs garuda bergerak di rentang Rp 14.950-15.100 per dolar AS.
Rilis cepat S&P terkait kondisi manufaktur AS menunjukkan perbaikan, dengan kenaikan indeks dari Juni sebesar 46,3 menjadi 49. Namun kinerja sektor jasa menurun sehingga secara umum, PMI composite AS yang menunjukkan kondisi dunia usaha AS secara keseluruhan menurun dari bulan lalu 53,2 menjadi 52.
"Namun perlemahan akan terbatas, dengan investor cenderung wait and see, menantikan hasil rapat gubernur BI hari ini," kata Lukman dalam catatannya pagi ini, Selasa (25/7).
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan konsolidasi dengan potensi penguatan ke arah 15.000 per dolar AS, sementara peluang resisten di kisaran 15.050.
Data PMI sektor jasa AS bulan Juli yang menurun bisa memberikan tekanan terhadap dolar AS. Indeks jasa turun dari 54,4 menjadi 52,4 pada bulan ini.
"Sedikit banyak ini bisa memberikan tekanan ke dolar AS karena menurunnya aktivitas sektor jasa bisa memicu The Fed melonggatkan kebijakan pengetatan moneternya," kata Ariston.
Dari dalam negeri, hasil rapat BI sore ini diperkirakan masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan. BI juga mungkin masih optimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sehingga bisa memberikan sentimen positif ke rupiah.