Riset Prakarsa: Angka Kemiskinan RI 14%, Melebihi Data Pemerintah
Pada saat yang sama, indeks kemiskinan nasional terus menyusut perubahan walau ada pandemi Covid-19. Indeks kemiskinan yang tercatat sejak 2012 masih mencapai 49%.
Penurunan IKM nasional paling besar terjadi pada 2015 atau turun 690 basis poin secara tahunan menjadi 35,3%. Jumlah penduduk miskin pada 2015 berkurang 16,54 juta menjadi 89,85 juta orang.
Dalam penelitian The Prakarsa, penurunan indeks kemiskinan dalam 10 tahun terakhir dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni akses internet, morbiditas, dan lama sekolah.
Maftuchan menilai angka IKM secara nasional dapat mempercepat pencapaian Tujuan Perkembangan Berkelanjutan atau SDG,'s. Menurutnya, penelitian IKM tersebut dapat melengkapi data kemiskinan yang selama ini diterbitkan pemerintah.
"Pemerintah perlu segera mengadopsi indeks kemiskinan multidimensi sebagai metode pengukuran resmi," ujarnya.
Berdasarkan penelitian The Prakarsa, ada 11 faktor pendekatan dalam menghitung IKM. Ke-11 aspek tersebut adalah akses internet, akta kelahiran, sanitasi, bahan bakar memasak, air minum layak, kepadatan penduduk, rumah layak, lama sekolah, partisipasi sekolah, morbiditas, dan nutrisi balita.
Penelitian tersebut menunjukkan morbiditas, rumah layak, dan air minum layak menjadi faktor terbesar yang membuat angka IKM tinggi. Dari sekitar 39 juta orang miskin multidimensi pada 2021, sebanyak 86,4% tinggal di rumah tidak layak, 57% tidak memiliki akses air minum, dan 52,5% memiliki morbiditas atau dalam kondisi sakit.