Kemenkeu dan Ekonom Ramal Pertumbuhan Ekonomi 2023 Tak Capai Target

Abdul Azis Said
10 Agustus 2023, 11:18
Gedung bertingkat terlihat dari kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Jumat (5/5/2023).
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nym.
Gedung bertingkat terlihat dari kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Jumat (5/5/2023).

Kementerian Keuangan dan para ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini tidak akan mencapai target di 5,3%. Perlambatan ekonomi global berpotensi menggerus neraca perdagangan seiring turunnya kinerja ekspor Indonesia.

Pada kuartal kedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17% secara tahunan. Realisasi itu mempertahankan pertumbuhan di atas 5% selama tujuh kuartal beruntun.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu menyebut kinerja kuartal kedua tersebut menjadi modal penting bagi pertumbuhan ekonomi ke depan. Namun perkiraannya pertumbuhan setahun penuh 2023 sebesar 5,1% lebih rendah dari target di dalam APBN sebesar 5,3%.

Pertumbuhan akhir 2023 pun diperkirakan bakal di bawah pencapaian tahun lalu sebesar 5,31%.

"Pemerintah akan terus memantau dan mengantisipasi risiko perlambatan ekonomi dunia saat ini, khususnya dampaknya terhadap ekspor-impor nasional," kata Febrio dalam keterangannya dikutip Kamis (10/8).

Pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi dengan mendorong keberlanjutan tahapan hilirisasi. Pemerintah juga terus memanfaatkan berbagai forum kerja sama ekonomi internasional untuk memperluas pasar ekspor produk-produk nasional.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede lebih pesimistis melihat prospek ekonomi tahun ini. Perkiraannya lebih rendah dari proyeksi pemerintah yakni rentang 4,9%-5%.

Dia menilai konsumsi swasta sebagai penyumbang utama dalam ekonomi nasional masih akan tetap tumbuh solid meskipun lambat.

Efek perhelatan Pemilu 2024 terhadap perekonomian akan mulai terasa. Belanja konsumen diharapkan bisa menguat pada kuartal terakhir tahun ini. Namun dari sisi investasi khususnya penanaman modal asing atau PMA akan tertahan karena investor wait and see jelang Pemilu.

"Net ekspor juga diperkirakan tumbuh lebih lambat didukung oleh melambatnya harga komoditas ekspor seperti batu bara dan CPO," tulis Josua dalam catatannya usai rilis PDB awal pekan ini.

Kantor ekonom Bank Mandiri juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini tidak capai target, hanya sebesar 5,04%. Perlambatan terutama berasal dari tekanan eksternal saat mesin pertumbuhan domestik masih cukup kuat.

Dari sisi eksternal, perlambatan ekonomi dunia akan menjadi tantangan bagi ekonomi domestik di sisa tahun ini terutama terhadap ekspor yang akan melemah. Namun, konsumsi domestik diperkirakan tetap kuat ditopang mobilitas masyarakat yang membaik, penurunan inflasi dan kondisi fiskal yang solid.

Belanja pemerintah yang cukup tinggi di akhir tahun diharap bisa ikut mendukung perekonomian. Kinerja investasi akan ditopang oleh investasi publik karena banyaknya proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Hal itu akan mengkompensasi lesunya investasi swasta jelang tahun politik.

"Perkiraan kami tetap bahwa sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus beralih dari sumber eksternal kepada sektor domestik sepanjang paruh kedua tahun ini," kata Ekonom Senior Bank Mandiri Faisal Rachman dalam catatannya.

Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...