Fakta Lesunya Ekonomi Cina: Deflasi hingga Perang Diskon Makanan

Agustiyanti
11 Agustus 2023, 12:28
cina, ekonomi cina
ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/WSJ/cf
Ilustrasi. Ekonomi Cina tidak tumbuh secepat yang diharapkan pasar setelah pembatasan Covid-19 dibuka.

Cina mengalami deflasi 0,3% secara tahunan pada Juli. Harga-harga barang dan jasa di ekonomi dunia terbesar kedua ini menurun dibandingkan tahun lalu seiring keengganan masyarakat untuk berbelanja atau daya beli yang menurun.

Permintaan yang menurun memicu perang harga di antara rantai restoran kelas bawah di Cina. Di restoran Nanchengxiang di Beijing, pelangganmemanjakan diri dengan sarapan prasmanan dengan tiga jenis bubur nasi, sup asam dan pedas, dan susu . Semuanya hanya seharga 3 yuan atau setara Rp 6.300, dengan asumsi kurs Rp 2.100 per yuan. 

"Banyak pilihan bagus dan murah bermunculan selama pandemi," kata Gao Yi, 71 tahun, sambil berbagi sarapan dengan cucunya di salah satu dari 160 gerai di ibu kota Cina.

Ia mengatakan, tidak semuanya bertahan lama. Namun, selalu ada penawaran harga yang bagus. "Anda hanya perlu keluar untuk menemukannya," kata dia. 

Para analis khawatir kondisi saat ini merugikan bisnis kecil yang berjuang untuk mengikuti diskon yang ditawarkan oleh pemain besar.

Seperti yang disaksikan oleh Jepang pada 1990-an, deflasi - jika berkepanjangan - dapat membebani pertumbuhan ekonomi.

"Kesepakatan yang bagus diperlukan untuk mendapatkan konsumen sehingga ada banyak tekanan pada bisnis ini untuk menemukan margin," kata Ben Cavender, direktur pelaksana di China Market Research Group di Shanghai.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...