Rupiah Makin Loyo Dekati 15.400 per dolar Jelang Rilis Neraca Dagang
Nilai tukar rupiah melemah 0,21% di pasar spot pagi ini ke level 15.347 per dolar AS, menjelang rilis data neraca perdagangan Juli. Data neraca perdagangan yang diperkirakan masih surplus meski tidak setinggi bulan sebelumnya akan diumumkan Badan Pusat Statistik pada hari ini (15/8) pukul 11.00 WIB.
Mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah pagi ini. Won Korea Selatan terkoreksi 0,58% bersama pelemahan ringgit Malaysia 0,34%, yuan Cina 0,22%, rupee India 0,13%, dolar Taiwan 0,07% dan baht Thailand 0,05%. Sebaliknya, peso Filipina menguat 0,05% bersama yen Jepang 0,09% dan dolar Singapura 0,01% sedangkan dolar Hong Kong stagnan.
Rupiah diperkirakan masih melemah hari ini di tengah tren kenaikan imbal hasil surat utang di AS. Analis pasar uang Lukman Leong memperkirakan kurs garuda bergerak di rentang 15.250-15.400 per dolar AS. Imbal hasil alias yield AS dalam tren kenaikan dalam beberapa pekan terakhir khususnya benchmark 10 tahun. Yield 10 tahun kini berada di 4,19% dari bulan lalu masih di bawah 4%.
Lukman mengatakan, koreksi terhadap rupiah juga sejalan dengan menguatnya dolar AS. Indeks DXY, perbandingan dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama dunia lainnya, tercatat sebesar 103 pada pagi ini. DXY terpantau terus naik dalam beberapa hari terakhir.
"Investor juga mengantisipasi hasil lemah dari serangkaian data dari Cina pagi ini serta data perdagangan Indonesia," kata Lukman dalam catatannya pagi ini.
Konsensus pasar memperkirakan surplus neraca dagang Indonesia bulan Juli yang rilis siang ini tidak akan setinggi Juni. Meski demikian surplus masih akan di atas US$ 2 miliar.
Sementara, analis sekaligus Direktir PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan dibuka fluktuatif hari ini, tetapi akan melemah di rentang 14.300-14.380 per dolar AS.