RI Butuh Investasi Ribuan Triliun untuk Mengatasi Perubahan Iklim
Febrio juga menjelaskan bahwa saat ini, platform mekanisme transisi energi atau energy transition mechanism (ETM) yang didiesain Indonesia untuk mendorong transisi energi telah menerima pinjaman pendanaan sebesar US$ 500 juta dari Climate Investment Fund dan US$ 4 miliar dari bank dunia ADB.
“Pendanaan ini sangat lunak untuk Indonesia. Ini akan dimanfaatkan hingga tambahan 4 miliar dolar AS oleh Bank Dunia ADB.. serta pendanaan lainnya termasuk pemerintah Indonesia,” kata Febrio.
Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya menyebut, sektor energi menjadi salah satu bagian terbesar dari pembiayaan untuk mengurangi gas emisi rumah kaca. Ini terutama karena 60% sumber energi listrik di Indonesia masih berasal dari energi fosil, terutama batu bara. Oleh karena itu, salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah mempensiunkan pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU.
"Ini tidak mudah karena kita bukan hanya sekadar mengubah pembangkit. Rata-rata mereka memiliki kontrak jangka panjang sehingga harus ada kompensasi. Ini belum bermasuk dampak sosial ekonomi yang juga harus dihitung," katanya.
Tak hanya perlu mempensiunkan pembangkit fosil, menurut dia, pemerintah perlu memenuhi kenaikan permintaan energi memalui pembangunan pembangkit energi terbarukan. "Jadi untuk negara besar seperti Indonesia, kita membutuhkan dua investasi yang sangat penting. Menghentikan batu bara membutuhkan uang dan membangun energi terbarukan juga membutuhkan investasi," kata dia.