Inflasi Agustus Diprediksi Naik Didorong Sektor Pendidikan
Inflasi diramal akan meningkat pada Agustus dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun kenaikan masih didorong inflasi pada sektor pendidikan, kendati beberapa sektor lainnya diprediksi akan mengalami deflasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis angka indeks harga konsumen (IHK) pada Jumat (1/9) siang ini pukul 11.00 WIB.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengantisipasi inflasi IHK tahunan akan meningkat dari 3,08% secara tahunan pada 23 Juli menjadi 3,34% pada 23 Agustus. Namun peningkatan ini terutama disebabkan oleh rendahnya base effect dari tahun sebelumnya.
Inflasi terkait pendidikan diprediksi akan terus meningkat secara musiman seiring dimulainya tahun ajaran baru. Secara historis, bulan Agustus cenderung menandai puncak inflasi pendidikan.
Sedangkan transportasi diperkirakan juga akan mengalami deflasi bulanan di tengah normalisasi pasca libur sekolah.
“Mengingat delapan bulan pertama tahun ini, proyeksi inflasi year to date hanya sebesar 1,50%, lebih rendah dibandingkan angka 3,63% yang tercatat pada bulan Januari–Agustus tahun lalu,” tulisnya dalam riset dikutip Jumat (1/9).
Kepala Ekonom Bank Permata Joshua Pardede memperkirakan inflasi bulan Agustus akan menguat 0,14% secara bulanan dan 3,44% secara tahunan.
Ia menilai, inflasi inti dalam dua bulan terakhir masih didorong oleh inflasi kelompok pendidikan terutama di bulan Agustus didorong oleh pendidikan perguruan tinggi.
Sementara itu, inflasi harga bergejolak diperkirakan akan mengalami penurunan secara bulanan mempertimbangkan perkembangan harga komoditas pangan yang menyumbang deflasi.
Seperti penurunan harga daging ayam 7,2%, daging sapi -0,02%, bawang merah -16,1%, bawang putih -2,5%, cabai merah -4,4%. Meskipun harga komoditas beras menunjukkan tren peningkatan sekitar 0,5% bulan ke bulan.
Dari sisi inflasi harga diatur pemerintah cenderung relatif stabil sekalipun terdapat pendorong inflasi yang didorong oleh kenaikan harga BBM jenis non subsidi.
“Secara keseluruhan, inflasi akhir tahun ini diperkirakan akan cenderung stabil di kisaran 3%,” dalam catatannya.