Rupiah Melemah ke 15.373 per Dolar AS, Pasar Tunggu Pengumuman The Fed

 Zahwa Madjid
18 September 2023, 09:43
Petugas bank menunjukkan uang pecahan rupiah di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (22/11/2022). Bank Indonesia akan mengendalikan nilai tukar rupiah agar lebih menguat ke level Rp15.070 per dolar AS pada tahun 2023, sehingga implikasi pertumbuhan ekon
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.
Petugas bank menunjukkan uang pecahan rupiah di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (22/11/2022). Bank Indonesia akan mengendalikan nilai tukar rupiah agar lebih menguat ke level Rp15.070 per dolar AS pada tahun 2023, sehingga implikasi pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih rendah yakni 4,37 persen (yoy) dibanding prognosa BI pada tahun 2022 yang sebesar 5,12 persen.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah 0,12% ke level 15.373 pada awal perdagangan Senin (18/9). Hal ini disebabkan oleh pasar yang masih menanti pengumuman kebijakan bank sentral AS, The Federal Reserve, pada Kamis (21/9).

Pengamat pasar uang, Ariston Chendra, menilai pasar sudah berekspektasi bahwa suku bunga acuan tidak berubah. Di sisi lain, pasar melihat potensi bahwa bank sentral AS masih tetap mendukung suku bunga tinggi kedepannya karena data-data ekonomi AS yang membaik dan terutama inflasi yang belum juga turun ke target 2%. 

“Potensi ini pula yang bisa mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya menjelang pengumuman kebijakan moneter AS tersebut,” kata Ariston dalam risetnya.

Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS terlihat naik pagi ini. Imbas hasil untuk tenor 2 tahun naik sekitar 5%, tenor 10 tahun 1,8% dan 30 tahun 1,0%. Kenaikan ini bisa jadi reaksi terhadap dukungan the Fed untuk suku bunga tinggi.

Ariston memprediksi rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS hari ini pada rentang 15.380-15.400 dengan potensi support di sekitar 15.300.

Faktor lain yang bisa memperlemah rupiah yaitu kondisi harga minyak mentah yang terus naik ke atas US$ 90 per barel karena Indonesia adalah net importir minyak mentah.

Potensi Berbalik Arah

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai penurunan rupiah dapat berbalik arah setelah indikator-indikator ekonomi Cina menunjukkan kinerja yang lebih kuat dari perkiraan. 

Produksi industri Cina naik menjadi 4,5% secara tahunan, dari sebelumnya 3,7% secara tahunan atau year-on-year (yoy). Sementara penjualan ritel Cina naik menjadi 4,6% yoy dari 2,5 %yoy pada periode sebelumnya. 

Josua memperkirakan rupiah akan bergerak dalam rentang 15.325-15.425.

Pergerakan nilai tukar mata uang Asia terhadap dolar AS terlihat bervariasi. Yen Jepang menguat 0,07%, dolar Hong Kong menguat 0,04%, peso Filipina menguat 0,01%, dan baht Thailand menguat 0,03%. Adapun yuan Cina melemah 0,10%, ringgit Malaysia turun 0,06%, dan dolar Singapura turun 0,01%.

Reporter: Zahwa Madjid

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...